Karena satu dan lain hal, saya pun mampir dulu ke kantor yang di Cikarang, kebetulan juga bank yang mau saya tuju itu di daerah Cikarang juga, jadi ya sekalian saja. Sambil menyelam minum air, begitu kata orang-orang pada umumnya.
Selesai semua urusan di kantor site Cikarang, saya pun beranjak ke tujuan kedua yaitu Bank Mandiri untuk urus kartu ATM. Tepat pukul 11.00 WIB saya meninggalkan kantor. Kurang lebih satu jam setengah saya di Bank Mandiri. Setor uang dan menunggu antrian bertemu dengan Customer Servicenya untuk tukar kartu ATM Mandiri.
Setelah urusan utama pun terselesaikan, saya tidak langsung pulang ke rumah seusai urusan dari Bank Mandiri. Keluar dari Bank, saya meluncur ke shuttle bus Cikarang. Shuttle yang menyiapkan armada bus dengan tujuan Cikarang – Blok M, lewat Komdak. Saya naik bus setelah kurang lebih menunggu 10 menit di shuttle dengan makan 3 potong kue untuk ganjal perut yang lapar, karena pagi tidak sarapan dan siangnya belum makan siang.
Jum’at (14 Nov 08), merupakan hari ketiga pameran BookFair 2008, Games dan IndoComtech yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta. Tidak mungkin saya melewat event ini, oleh karena itu akhirnya disempatkanlah datang seusai menyelesaikan semua urusan yang ada.
Bookfair 2008
Cuaca siang hari itu cukup bersahabat, berawan, tidak ada terik panas matahari. Saya turun dari bus Cikarang dan berjalan melintasi shuttle busway Polda Bawah sampai gerbang pintu Gelora Bung Karno dan menuju ke JCC dengan menggunakan jasa ojek. Di sepanjang jalan saya melihat orang lalu lalang yang menuju JCC dan pulang dari JCC. Parkiran pun terlihat padat, jejeran mobil sudah tertata rapi tanpa ada celah, memadati lahan parkiran JCC.
Turun dari ojek, saya pun langsung menuju lobby gedung. Tidak langsung masuk kedalam area pameran Bookfair, saya tertahan di warung Sunset Policy. Kebetulan saya belum urus NPWP, tanpa berpikir lama pun saya mengisi form NPWP dan mengantri di tempat pembagian nomor registrasi. Setelah memberikan form yang sudah saya isi beserta fotocopy KTP, saya mendapat nomor urut 371, yang nanti akan digunakan sebagai nomor untuk mengambil kartu NPWP nya langsung di kantor Pajak, Gatot Subroto, pada hari Rabu (19 Nov 2008).
Satu urusan lagi terselesaikan, benar-benar cuti yang tidak sia-sia, kerjaan oke, urusan kartu ATM beres, dan bonus mengurus NPWP.
Saya masuk ke dalam area pameran dengan diawali pemeriksaan tas oleh security. Booth-booth pameran terlihat berjejer rapi, poster dan brosur menghiasi booth memberikan penawaran banyak diskon yang pastinya membuat pengunjung termasuk saya tergiur. Jujur saya kalap melihat semua booth-booth buku yang menawarkan banyak diskon. Bayangkan saja, buku-buku import dijual dari harga Rp. 5.000 – Rp. 150.000 saja. Alhasil saya pun membeli dua buku import dengan harpa per bukunya hanya Rp. 5.000, sehingga saat di kasir saya hanya mengeluarkan uang besar, cukup Rp. 10.000 saja.
Banyak penerbit besar yang buka booth juga disana, salah satunya, Kompas Gramedia, Elex, Mizan, dll. Mereka pun juga memberikan harga-harga yang sangat menggiurkan. Saya berkeliling, satu demi satu booth saya masuki. Mencari buku yang saya cari dan pastinya mencari penawaran buku dengan harga yang murah. Di Pameran tidak hanya booth buku saja ya ada, tapi acara talkshow pun diselenggarakan disana. Saat saya berkeliling di dalam area pameran, talkshow mengenai bedah buku Tan Malaka sedang di selanggarakan. Pengunjung Talkshow ini lumayan banyak, sehingga saya sudah tidak mendapatkan tempat duduk untuk menonton talkshow. Saya pun meneruskan berjalan mengelilingi pameran.
Sesekali saya mengambil foto dengan menggunakan kamera handphone, mengabadikan suasana pameran. Mata saya lari sudah tak terkontrol, melihat buku-buku dan penawaran yang diberikan. Luar biasa, setiap booth bersaing dengan memberikan harga yang terbaik. Bagaimana tidak tergiur, di booth Kompas Gramedia memberikan harga yang luar biasa, buku-buku bagus dijual dengan harga mulai Rp. 10.000. Buku karyanya Remy Sylado, Biografi Om Pram (Pramoedya Ananta Toer), karya Agus Noor, dll. Sampai penawaran menariknya adalah harga paket super murah untuk buku-bukunya Om Pramoedya, yang di jual seharga Rp. 250.000, dan karya Mba Ayu Utami, antara lain; Saman, Larung, dan Bilangan Fu, dijual dengan harga Rp. 95.000. Kalap…kalap…. Benar-benar kalap.
Setelah saya puas berkeliling pun, saya memutuskan untuk pulang. Lagi-lagi tidak langsung pulang. Keluar dari pameran buku, saya menuju Plaza Semanggi untuk makan malam, sekaligus bertemu dengan seorang sahabat untuk mengantar Flashdisk. Hujan rintik-rintik menemani saya makan di restoran ayam bakar di Plaza Semanggi, sambil menunggu sahabat yang belum datang juga. Makan sambil browsing dan chatting, tempat makan yang sangat nyaman, harganya murah, enak, dan yang pasti ada fasilitas hotspot-nya yang membuat saya betah.
Tak lama kemudian sahabat saya pun datang. Seperti biasa, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat dia melihat tas belanjaan berisi buku-buku yang saya beli di pameran tadi.
“Borong berapa banyak, Ka?” tanyanya dengan senyuman yang sedikit meledek.
Urusan diantara kami pun terselesaikan, dan makan malam bersama berjalan sesuai dengan rencana.
Nah, yang ini, nih, yang diluar rencana sebelumnya. Saat saya sedang makan, saya menyambi sambil chat dengan seorang teman, kita ngobrol tentang pameran buku dan komputer, yang ternyata teman saya satu ini ada rencana untuk datang ke pameran malam hari itu juga bersama pacarnya. Dan dia ajak saya untuk datang ke pameran lagi.
Hah? Kesana lagi? Ga nolak deh, he he he….
Setelah makan malam selesai, saya pun dijemput di Plaza Semanggi, menuju JCC lagi. Sepertinya memang belum puas, sampai-sampai diajak lagi pun saya tidak menolak. Pas kebetulan juga ada satu hal yang belum kesampaian didapat. Awal berkunjung tadi, saya ragu untuk membeli beberapa buku. Tapi memang sudah jodohnya dengan buku itu, akhirnya balik lagi ke pameran, dan buku yang tadi ragu dibeli akhirnya jadi dibeli. Kalap…makin kalap, padahal Cuma masuk ke satu booth saja, ke Kompas Gramedia, 5 buku pun langsung dibeli. Total buku yang akhirnya dibeli dan dibawa pulang ada 11 buku.
1. Menerbitkan Buku Itu Gampang!, Jonru, Tiga Serangkai
2. Surat Terbuka Untuk Bangsa Kristen, Sam Harris, Alvabet
3. The Journey, Osaragi, Tuttle Publishing (buku import)
4. Romaji Diary ang Sad Toys, Tokuboku Ishikawa, Tuttle publishing (buku import)
5. Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali, Koesalah Soebagyo Toer, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
6. Potongan Cerita di Kartu Pos, Agus Noor, Kompas (Penerbit Buku Kompas)
7. Bilangan Fu, Ayu Utami, KPG
8. Larung , Ayu Utami, KPG
9. Menyentuh Yang Niskala, Joe Simpson, KPG
10.Cerita Cerita Timur, Marguerite Yourcenar, KPG
11. Puisi Mblengin, Remy Sylado, KPG
IndoComtech & Games
Seusai masuk pameran buku yang kedua kalinya, saya tidak langsung pulang. Saya, teman saya dan pacarnya, lanjut ke pameran IndoComtech yang tempatnya persis di samping pameran buku. Masuk ke pameran komputer berbeda dengan saat tadi masuk ke pameran buku. Harus beli tiket dulu seharga Rp.5.000, maka kita bebas berkeliling di area IndoComtech.
Tidak sesemangat saat memasuki ke pameran buku, keinginan untuk membeli itu ini tidak sebesar saat masuk ke pameran buku, karena memang juga isi dompet sudah menipis, No Budget untuk beli Gadget.
Menemani teman dan pacarnya saja, yang kebetulan sang pacar temanku ini ingin membeli laptop. Area pameran IndoComtech ini lebih besar dari pada pameran buku. Bermacam brand gadget berdiri memenuhi area dengan design booth yang menarik, modern dan hitech.
Akhirnya hanya berkeliling saja, melihat-lihat, pegang-pegang, coba-coba barang-barang canggih yang menjadi display.
Ternyata laptop kecil sedang naik daun di pasaran. Asus yang pertama kali mengeluarkan produknya dengan bentuk laptop yang kecil dan ringan, yang biasa disebut Netbook, lalu disusul Acer dengan Aspire One nya ini menjadi primadona bagi pecinta gadget. Tak kalah, Lenovo pun mengeluarkan jenis produk yang sama seperti Asus dan Acer, dengan spec nya yang tidak jauh berbeda. Ben-Q dan Zyrex pun juga tak ketinggalan mengeluarkan jenis yang sama.
Tidak lama berkeliling di pameran IndoComtech, saya, teman dan pacarnya pun bergegas pulang, karena waktu sudah masuk ke pukul 21.50 WIB. Kami bertiga keluar dari pameran komputer tanpa membawa buah tangan apa pun. Hanya brosur dan beberapa kartu nama yang sengaja disimpan oleh temanku dan pacarnya ini untuk menghubungi salesnya untuk memesan laptop yang akan dibelinya.