Minggu, Agustus 24, 2008

Jelang Ramadhan

Tidak terasa, sudah memasuki bulan suci Ramadhan lagi. Waktu terasa singkat dan cepat, sudah banyak bulan yang kulewati setelah Idul Fitri tahun lalu dengan segala pikiran dan perbuatan yang sengaja dan tidak sengaja bergelimang dengan kesalahan dan dosa.

Untuk semua teman, kawan, lawan, sahabat dan kerabat, saya mohon maaf atas semua kesalahan yang sudah pernah terjadi dengan sengaja maupun tidak sengaja di bulan-bulan lalu.

Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Wabah Raja Kecil

1. Pengusaha menggunakan pengaruh pejabat pusat untuk “membujuk” kepala daerah/pejabat daerah mengintervensi proses pengadaan dalam rangka memenangkan pengudaha/rekanan tertentu dan meninggikan harga atau nilai kontrak dengan pengusaha/rekanan dimaksud memberikan uang kepada pejabat pusat maupun daerah.
2. Pengusaha mempengaruhi kepala daerah/pejabat daerah untuk mengintervensi proses pengadaan agar rekanan tertentu dimenangkan dalam tender atau ditunjuk langsung dan harga barang/jasa dinaikkan (mark up), kemudian selisihnya dibagi-bagikan.
3. Panitia pengadaan membuat spesifikasi barang yang mengarahkan ke merek atau produk tertentu dalam rangka memenangkan rekanan tertentu dan melakukan mark up harga atau nilai kontrak.
4. Kepala daerah/pejabat daerah memerintahkan bawah-annya untuk mencairkan dan menggunakan dana/anggaran yang tidak sesuai dengan peruntukkannya kemudian mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran dimaksud dengan menggunakan bukti-bukti yang tidak benar atau fiktif.
5. Kepala daerah/pejabat daerah memerintahkan bawahannya menggunakan dana/uang daerah untuk kepentingan pribadi koleganya, atau untuk kepentingan pribadi kepala daerah/pejabat daerah yang bersangkutan atau kelompok tertentu, kemudian mempertanggungjawabkan pengeluaran-pengeluaran dimaksud dengan menggunakan bukti-bukti fiktif.
6. Kepala daerah menerbitkan peraturan dearah sebagai dasar pemberian upah pungut atau honor dengan menggunakan dasar peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yang tidak berlaku lain.
7. Pengusaha, pejabat eksekutif, dan pejabat legislatif daerah bersepakat melakukan tikar guling (ruislag) atas aset pemda dan melakukan mark-down atas aset pemda serta mark-up atas aset pengganti dari pengusaha/rekanan.
8. Para kepala daerah meminta uang jasa (dibayar di muka) kepada pemenang tender sebelum melaksanakan proyek.
9. Kepala daerah menerima sejumlah uang dari rekanan dengan menjanjikan akan diberikan proyek pengadaan.
10. Kepala daerah membuka rekening atas nama kas daerah dengan spesimen pribadi (bukan pejabat dan bendahara yang ditunjuk), dimaksudkan untuk mempermudah pencairan dana tanpa melalui prosedur.
11. Kepala daerah meminta atau menerima jasa giro/tabungan dana pemerintah yang ditempatkan di bank
12. Kepala daerah memberikan izin pengelolaan sumber daya alam kepada perusahaan yang tidak memiliki kemampuan teknis dan finansial untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
13. Kepala daerah menerima uang/barang yang berhubung dengan proses perizinan yang dikeluarkannya.
14. Kepala daerah/keluarga/kelompoknya membeli lebih dahulu barang dengan harga yang sudah murah kemudian dijual kembali kepada instansinya dengan harga yang sudah di mark-up.
15. Kepala daerah meminta bawahannya untuk men-cicilkan barang pribadinya dengan menggunakan anggaran daerah.
16. Kepala daerah memberikan dana kepada pejabat tertentu dengan beban pada anggaran dengan alasan pengurusan DAU/DAK.
17. Kepala daerah memberikan dana kepada DPRD dalam proses penyusunan APBD.
18. Kepala daerah mengeluarkan dana untuk perkara pribadi dengan beban anggaran daerah.
(18 Modus Korupsi di Daerah. Sumber : Kompas, 23 Agustus 2008)

Jelas sudah, bukan hanya di pemerintahan pusat saja para pejabatnya yang suka main “basah-basahan”. Di pemerintahan daerahnya pun turut serta dengan kegiatan tersebut, yang akhirnya banyak bermunculan “raja kecil”. Ikut serta “men-icip-icip” yang akhirnya kebablasan dengan sengaja menggunakan uang rakyat. Yang pasti bukan khilaf, tapi memang sudah keasikan dan kecanduan, sama seperti junkies yang kecanduan dan sakaw putaw atau sabu-sabu.

Ironis, bangsa kita dijajah oleh rakyatnya sendiri. Merdeka cuma judul saja, tapi isinya masih tetap dijajah. Orang baik mungkin banyak, tapi orang yang berhati nuranilah yang sudah susah dan jarang kita temui.

Uang bukanlah segalanya. Tetapi segalanya memerlukan dan pakai uang. Sayangnya, hal tersebut salah dipahami oleh para orang “pintar” yang punya kepemimpinan. Dikarenakan semuanya memerlukan uang, maka mereka pun mengumpulkan uang dengan caranya masing-masing. Yang mengumpulkan uang dengan cara benar, disingkirkan, malah dibilang penyakit. Mereka yang mempunyai “kepentingan” akan berusaha untuk menyingkirkan orang yang berhati nurani. Karena buat mereka, mengolah uang itu bukan dengan orang yang berhati nurani, tapi melainkan dengan orang-orang “pintar”, komplotannya.

Mau sampai kapan juga, kalau hobi korupsi di negara kita ini menjadi suatu hobi favorit di kalangan masyarakat, maka perlahan tapi pasti negara kita akan menjadi negara yang terinfeksi “penyakit”. Bukan lagi pembangunan dan kesejahteraan rakyat yang menjadi tugas utama mereka , melainkan mereka akan mengerjakan kepentingan lain yang berlandaskan UUD (Ujung-Ujungnya Duit).

Semoga saja pejuang kita saat ini, yang tergabung dalam Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dapat menjalankan tugasnya dengan baik, dan merealisasikan janji mereka untuk membarantas habis para “raja besar” sampai ke “raja kecil” yang sakaw uang. Tetap berhati nurani, mencintai negara, sekaligus rakyat Indonesia. Berjuang bersama dengan rakyat yang memiliki hati nurani untuk menciptakan negara yang lebih baik dan maju, dihargai oleh negara lain, dan yang paling penting adalah dijaga serta dicintai oleh rakyatnya sendiri.

Selasa, Agustus 19, 2008

Komitmen ?

Komitmen itu apa, sih?

Komitmen adalah perjanjian untuk melakukan suatu hal (berdasarkan Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Drs. Ahmad A.K.Muda).

Komitmen biasanya dekat dengan masalah hubungan pasangan dengan pasangan. Selalu dikaitkan dengan keseriusan dan tanggung jawab dalam suatu hubungan. Padahal sebenarnya tidak hanya dalam suatu hubungan pasangan dengan pasangan saja, tetapi juga komitmen dapat dipakai didunia pekerjaan, pendidikan, dan masih banyak lagi. Contohnya saja pada dunia pekerjaan, komitmen karyawan kepada perusahaan, melakukan semua kewajibannya dan mendapatkan haknya.

Kembali lagi kepada masalah komitmen pada hubungan antara pasangan, komitmen disini dekat dengan yang namanya keseriusan dan tanggung jawab. Beberapa orang diluar sana khususnya kaum wanita menyebutkan komitmen itu penting. Dengan komitmen kita bisa menilai sejauh mana niat baik sang pasangan kita.



Buatku, komitmen itu adalah sungguh-sungguh. Sungguh-sungguh menjalani kewajiban, entah itu dalam hal perkerjaan, pendidikan, serta peran didalam keluarga sebagai anak. Komitmen bukan hanya untuk percintaan saja. Tapi komitmen merupakan suatu sikap yang didasari dengan kesungguhan.

Buat kamu, komitmen itu penting ga?

Yuli (karyawan, 29 tahun)
Kalau cowok memang serius dan niatnya baik, pasti cowok itu akan ajak berkomitmen. Bicara ke arah yang lebih serius dan tidak buat gantung pasangannya. Komitmen sangat penting dalam suatu hubungan. Buatnya keseriusan dalam suatu hubungan harus diawali dengan komitmen. Dengan didasari komitmen tersebut maka kedua pasangan tersebut akan tanggung jawab dalam menjalani hubungannya. Dengan sudah berkomitmen saja masih suka ingkar, bagaimana kalau hubungan yang tidak dilandaskan komitmen? Mau jadi apa?

Purwadi (karyawan dan mahasiswa, 27 tahun)
Buat gue, komitmen itu ada saat gue akan memasuki dunia yang baru. Saat gue akan melangsungkan pernikahan, nah, disitulah komitmen hadir. Gue akan lebih bertanggung jawab akan hidup dan segala hal pasangan gue. Tetapi saat gue masih sendiri, kebebasanlah yang ada dihidup gue. Bebas belajar, bebas kenal dengan siapapun, bebas melakukan apapun, dan bebas berhubungan dengan siapapun.

Ahmad (karyawan, 34 tahun)
Suatu hubungan bukan sekedar dengan komitmen saja, tetapi toleransi dan perasaan yang pasti. Suatu hubungan juga tidak diukur dari sebuah komitmen, selama hubungan dijalani oleh pasangan yang saling mencintai, saling menerima kelebihan, kekurangan, serta keadaannya masing-masing, hubungan tersebutpun layak dijalani. Jangan sampai dengan adanya komitmen memberatkan suatu hubungan, yang ujung-ujungnya menuntut sesuatu yang tidak bisa disanggupi salah satu pasangan. Tanggung jawab itu akan mengalir dengan sendirinya diantara hubungan apabila pasangan tersebut memang bisa menerima kondisi apapun. Intinya adalah toleransi dan saling menerima.

Ternyata komitmen itu beragam pengertian dan fungsinya. Antara pasangan satu dengan pasangan lainnya berbeda menyikapi suatu komitmen. Hal tersebut tidak membuat para pasangan yang ada dimuka bumi ini “ribet” dengan sosok si komitmen itu. Tetap ada cinta dan hubungan.

So, menurut kalian, komitmen itu apa, sih? Silahkan mendefinisikan masing-masing.

Minggu, Agustus 03, 2008

Museum Fatahillah

Museum salah satu tempat untuk berekreasi. Hanya tempat ini bukan tempat favorit yang didatangi oleh banyak pengunjung pada umumnya. Hanya anak-anak sekolah saja yang kebanyakan mengunjungi, itu pun kalau memang ada program study tour saja.

Tidak untuk yang satu ini, Museum Fatahillah merupakan salah satu museum yang ada di Jakarta, tepatnya di Kota Tua, Jakarta Pusat. Walaupun memang tidak seramai seperti tempat rekreasi lainnya, tapi pengunjung museum ini cukup banyak. Bukan pengunjung local saja yang datang, tapi wisatawan mancanegara pun cukup banyak mengunjungi museum ini untuk melihat barang-barang prasejarah yang terdapat di dalamnya. Keunikan dan keindahan gedung bersejarah ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pecinta foto atau photographer untuk melakukan kegiatan pemotretan. Didukung pula dengan kondisi Kota Tua yang memberikan kesan kuno, maka tidak jarang Kota Tua ini sering dijadikan sebagai lokasi pembuatan film.

Kembali lagi dengan Museum Fatahillah, bahwa Museum ini merupakan salah satu gedung yang mendukung Kota Tua semakin disukai para pengunjung. Oleh karena itu, Museum Fatahillah ini pun dikelola dengan sebaik mungkin oleh tim pengelola.

Berikut ini adalah hasil wawancara tim saya dengan Ibu Nelita (Kepala Seksi Pameran dan Edukasi Museum Fatahillah), yang berbagi cerita dan informasi mengenai pengelolaan Museum Fatahillah.

Sudah berapa lama Ibu Nelita bekerja di Museum Fatahillah ini?
“Saya bekerja dari tahun 2002. Jadi, kurang lebih sudah 6 tahun.”

Ibu bertugas sebagai apa di Museum Fatahillah?
“Kepala Seksi Pameran dan Edukasi”

Ada berapa orang yang termasuk tim Pameran dan Edukasi dia Museum Fatahillah?
“Tidak banyak, karena kami masih kurang SDM, di tim Pameran dan Edukasi ini ada saya dan satu staf saya.”

Program-program apa saja yang disediakan oleh tim Pameran dan Edukasi?
“Pertama, kami memiliki dua kali pameran dalam setahun, yang diberi nama Pameran Temporer. Dimana koleksi-koleksi barang bersejarah tidak semua ditampilkan, maka dengan pameran ini kita akan menampilkan diwaktu-waktu khusus agar dapat dilihat oleh para pengunjung. Kedua, melakukan pameran mengenai perjalanan sejarah Kota Jakarta, seperti pada tahun 2007 lalu memamerkan sejarah Kota Jakarta pada abad 17 dan abad 18. Pada tahun 2008 ini memamerkan sejarah Kota Jakarta pada abad 19 dan abad 20.”

Dari mana dan siapa saja kebanyakan yang mengunjungi Museun Fatahillah ini?
“Dari data yang ada, wisatawan lokal banyak mengunjungi museum ini, serta wisatawan mancanegara pun ada.”

Apakah ada musim-musim tertentu, sehingga museum ini dipadati pengunjung?
“Oh ya, tentu. Khususnya pada musim liburan, sekitar bulan Juni dan bulan Juli. Dimana pada tahun 2007 kemarin, pada musin liburan menyedot sampai 10.000 pengunjung, dan tahun 2008 ini pengunjung yang datang sebanyak 13.000 orang. Perbandingannya itu naik sampai 100%, pada tahun 2007 total pengunjung yang datang dalam setahun sebanyak 78.000 orang, sedangkan tahun 2008 ini sudah menyedot pengunjung sebanyak 80.000 orang sampai bulan Juli minggu ketiga ini.”

Apakah di tahun 2008 ini sedang banyak pameran dan event, sehingga banyak pengunjung yang datang ke museum ini?
“Tidak juga ya. Kita memang sudah mempunyai program untuk tahun ini, seperti Pameran Temporer yang dua kali dalam setahun, Pasar Seni yang setahun ini juga ada dua kali, kegiatan penyuluhan dan edukasi ada 4 kali dalam satu tahun ini, serta ada Wisata Kampung Tua yang akan dijalankan sebanyak dua kali dalam satu tahun ini. Satu hal selain karena ada pameran-pameran yang kita siapkan, yang membuat banyaknya para pengunjung yang datang adalah karena kondisi Kota Tua yang sudah di revitalisasi, sehingga Kota Tua pun semakin bagus dan nyaman.”

Apakah tim pengelola gedung Fatahillah ini mempunyai jadwal khusus untuk melakukan perawatan gedung. Kapan jadwal rutinnya?
“Kita punya jadwal khusus memang, yaitu seminggu sekali di hari Senin, saat Museum Fatahillah ini tutup. Di waktu itulah kami tim pengelola melakukan perawatan.”

Sudah berapa kali Museum Fatahillah ini direnovasi?
“Tidak sering direnovasi, dari tahun 1626 pertama kali gedung ini dibangun, renovasi total hanya dilakukan sekali saja, yaitu pada tahun 1707. Selebihnya hanya perawatan gedung biasa saja.”

Apakah pernah ditemui pengunjung yang “nakal”, dan apakah di Museum ini dijaga di tiap titik tempat koleksi museum ditampilkan?
“Ya, mungkin ada saja yang nakal ya. Itu kita usahakan memberi tahu kepada mereka dengan tanda-tanda peringatan. Balik lagi karena kita masih kurang SDM, seharusnya memang ada yang menjaga di tiap titiknya, tapi sementara ini kita kerahkan terlebih dahulu untuk tetap menjaga semua koleksi dengan berkeliling gedung.”

Apakah Museum Fatahillah ini menjadi museum favorit di Kota Jakarta?
“Dari tingkat kunjungan, Museum Fatahillah ini memang menjadi museum yang banyak dikunjungi dari museum lainnya yang ada di Kota Tua ini. Museum Fatahillah ini menjadi museum no 2 setelah Monas yang sering dikunjungi oleh para wisatawan.”

Apa kesan Ibu Nelita selama bekerja sebagai tim Pameran dan Edukasi di Museum Fatahillah ini?
“Karena saya memang dari Kanwil Depdiknas, dan dengan latar belakang Budaya, saya cukup enjoy menjalani pekerjaan ini. Saya merasa punya tanggung jawab untuk menyampaikan kepada masyarakat mengenai sejarah Kota Jakarta ini, sehingga masyarakat akan mencintai Kota Jakarta dan mereka pun akan menjaga semua yang terdapat di Kota Jakarta. Sehingga peninggalan yang bersejarah ini akan tetap ada dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita nanti.”

Apakah ada kesan duka yang Ibu alami selama bekerja di Museum ini?
“Dukanya, saya sedih sekali lagi dengan para pengunjung yang tidak menjaga koleksi yang ada di museum ini. Sangat disayangkan sekali, selain dapat merusak koleksi ya ada, mereka tidak mencintai nilai sejarah yang terkandung didalam setiap koleksi yang ada di museim ini.”

Apa harapan Ibu sebagai tim pengelola museum ini agar peminat dan pengunjung makin banyak yang datang? “Ya kita harus ada pembenahan dulu dari dalam. Seperti kita menjual produk, maka kita harus menyediakan produk yang baik. Yang kita sedang siapkan adalah perjalanan sejarah Kota Jakarta ini akan ditampilkan secara keseluruhan dari jaman penjajahan Jepang sampai dengan masa reformasi ini. Harapan dari sisi pengunjung, agar bisa menjaga koleksi yang ada didalam agar tidak rusak, agar bisa dinikmati sampai ke generasi selanjutnya.”

25 Juli 2008, Kota Tua, Jakarta.


Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.