Museum salah satu tempat untuk berekreasi. Hanya tempat ini bukan tempat favorit yang didatangi oleh banyak pengunjung pada umumnya. Hanya anak-anak sekolah saja yang kebanyakan mengunjungi, itu pun kalau memang ada program study tour saja.
Tidak untuk yang satu ini, Museum Fatahillah merupakan salah satu museum yang ada di Jakarta, tepatnya di Kota Tua, Jakarta Pusat. Walaupun memang tidak seramai seperti tempat rekreasi lainnya, tapi pengunjung museum ini cukup banyak. Bukan pengunjung local saja yang datang, tapi wisatawan mancanegara pun cukup banyak mengunjungi museum ini untuk melihat barang-barang prasejarah yang terdapat di dalamnya. Keunikan dan keindahan gedung bersejarah ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pecinta foto atau photographer untuk melakukan kegiatan pemotretan. Didukung pula dengan kondisi Kota Tua yang memberikan kesan kuno, maka tidak jarang Kota Tua ini sering dijadikan sebagai lokasi pembuatan film.
Kembali lagi dengan Museum Fatahillah, bahwa Museum ini merupakan salah satu gedung yang mendukung Kota Tua semakin disukai para pengunjung. Oleh karena itu, Museum Fatahillah ini pun dikelola dengan sebaik mungkin oleh tim pengelola.
Berikut ini adalah hasil wawancara tim saya dengan Ibu Nelita (Kepala Seksi Pameran dan Edukasi Museum Fatahillah), yang berbagi cerita dan informasi mengenai pengelolaan Museum Fatahillah.
Sudah berapa lama Ibu Nelita bekerja di Museum Fatahillah ini?
“Saya bekerja dari tahun 2002. Jadi, kurang lebih sudah 6 tahun.”
Ibu bertugas sebagai apa di Museum Fatahillah?
“Kepala Seksi Pameran dan Edukasi”
Ada berapa orang yang termasuk tim Pameran dan Edukasi dia Museum Fatahillah?
“Tidak banyak, karena kami masih kurang SDM, di tim Pameran dan Edukasi ini ada saya dan satu staf saya.”
Program-program apa saja yang disediakan oleh tim Pameran dan Edukasi?
“Pertama, kami memiliki dua kali pameran dalam setahun, yang diberi nama Pameran Temporer. Dimana koleksi-koleksi barang bersejarah tidak semua ditampilkan, maka dengan pameran ini kita akan menampilkan diwaktu-waktu khusus agar dapat dilihat oleh para pengunjung. Kedua, melakukan pameran mengenai perjalanan sejarah Kota Jakarta, seperti pada tahun 2007 lalu memamerkan sejarah Kota Jakarta pada abad 17 dan abad 18. Pada tahun 2008 ini memamerkan sejarah Kota Jakarta pada abad 19 dan abad 20.”
Dari mana dan siapa saja kebanyakan yang mengunjungi Museun Fatahillah ini?
“Dari data yang ada, wisatawan lokal banyak mengunjungi museum ini, serta wisatawan mancanegara pun ada.”
Apakah ada musim-musim tertentu, sehingga museum ini dipadati pengunjung?
“Oh ya, tentu. Khususnya pada musim liburan, sekitar bulan Juni dan bulan Juli. Dimana pada tahun 2007 kemarin, pada musin liburan menyedot sampai 10.000 pengunjung, dan tahun 2008 ini pengunjung yang datang sebanyak 13.000 orang. Perbandingannya itu naik sampai 100%, pada tahun 2007 total pengunjung yang datang dalam setahun sebanyak 78.000 orang, sedangkan tahun 2008 ini sudah menyedot pengunjung sebanyak 80.000 orang sampai bulan Juli minggu ketiga ini.”
Apakah di tahun 2008 ini sedang banyak pameran dan event, sehingga banyak pengunjung yang datang ke museum ini?
“Tidak juga ya. Kita memang sudah mempunyai program untuk tahun ini, seperti Pameran Temporer yang dua kali dalam setahun, Pasar Seni yang setahun ini juga ada dua kali, kegiatan penyuluhan dan edukasi ada 4 kali dalam satu tahun ini, serta ada Wisata Kampung Tua yang akan dijalankan sebanyak dua kali dalam satu tahun ini. Satu hal selain karena ada pameran-pameran yang kita siapkan, yang membuat banyaknya para pengunjung yang datang adalah karena kondisi Kota Tua yang sudah di revitalisasi, sehingga Kota Tua pun semakin bagus dan nyaman.”
Apakah tim pengelola gedung Fatahillah ini mempunyai jadwal khusus untuk melakukan perawatan gedung. Kapan jadwal rutinnya?
“Kita punya jadwal khusus memang, yaitu seminggu sekali di hari Senin, saat Museum Fatahillah ini tutup. Di waktu itulah kami tim pengelola melakukan perawatan.”
Sudah berapa kali Museum Fatahillah ini direnovasi?
“Tidak sering direnovasi, dari tahun 1626 pertama kali gedung ini dibangun, renovasi total hanya dilakukan sekali saja, yaitu pada tahun 1707. Selebihnya hanya perawatan gedung biasa saja.”
Apakah pernah ditemui pengunjung yang “nakal”, dan apakah di Museum ini dijaga di tiap titik tempat koleksi museum ditampilkan?
“Ya, mungkin ada saja yang nakal ya. Itu kita usahakan memberi tahu kepada mereka dengan tanda-tanda peringatan. Balik lagi karena kita masih kurang SDM, seharusnya memang ada yang menjaga di tiap titiknya, tapi sementara ini kita kerahkan terlebih dahulu untuk tetap menjaga semua koleksi dengan berkeliling gedung.”
Apakah Museum Fatahillah ini menjadi museum favorit di Kota Jakarta?
“Dari tingkat kunjungan, Museum Fatahillah ini memang menjadi museum yang banyak dikunjungi dari museum lainnya yang ada di Kota Tua ini. Museum Fatahillah ini menjadi museum no 2 setelah Monas yang sering dikunjungi oleh para wisatawan.”
Apa kesan Ibu Nelita selama bekerja sebagai tim Pameran dan Edukasi di Museum Fatahillah ini?
“Karena saya memang dari Kanwil Depdiknas, dan dengan latar belakang Budaya, saya cukup enjoy menjalani pekerjaan ini. Saya merasa punya tanggung jawab untuk menyampaikan kepada masyarakat mengenai sejarah Kota Jakarta ini, sehingga masyarakat akan mencintai Kota Jakarta dan mereka pun akan menjaga semua yang terdapat di Kota Jakarta. Sehingga peninggalan yang bersejarah ini akan tetap ada dan dapat dinikmati oleh anak cucu kita nanti.”
Apakah ada kesan duka yang Ibu alami selama bekerja di Museum ini?
“Dukanya, saya sedih sekali lagi dengan para pengunjung yang tidak menjaga koleksi yang ada di museum ini. Sangat disayangkan sekali, selain dapat merusak koleksi ya ada, mereka tidak mencintai nilai sejarah yang terkandung didalam setiap koleksi yang ada di museim ini.”
Apa harapan Ibu sebagai tim pengelola museum ini agar peminat dan pengunjung makin banyak yang datang? “Ya kita harus ada pembenahan dulu dari dalam. Seperti kita menjual produk, maka kita harus menyediakan produk yang baik. Yang kita sedang siapkan adalah perjalanan sejarah Kota Jakarta ini akan ditampilkan secara keseluruhan dari jaman penjajahan Jepang sampai dengan masa reformasi ini. Harapan dari sisi pengunjung, agar bisa menjaga koleksi yang ada didalam agar tidak rusak, agar bisa dinikmati sampai ke generasi selanjutnya.”
25 Juli 2008, Kota Tua, Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much
Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.
3 komentar:
hai nuri, mau tanya dunk...
museum di buka untuk umum nya setiap hari apa, dari jam berapa sampai jam berapa????
ko setiap dateng ke sana ga pernah buka ya.......
Hai,
Museum Fatahillah buka setiap hari selasa-minggu, dari jam 10.00-15.00. Setiap hari senin libur.
Kalau terlihat sepi, bukan berarti tutup. Masuk saja dan beli tiket di dalam.
tanya dong bayar nya brp sich???
Posting Komentar