Minggu, November 11, 2007

Mirza's Journal

Bahasa Sebagai Kekuasaan Abadi

Ketika kita menyampaikan sebuah kata seakan kita menuangkan sebuah makna yang terkandung dalam bahasa. Inilah ungkapan yang tergambarkan oleh kekuasaan individu yang telah hidup dalam sebuah lingkungan. Inilah yang menjadikan bahasa sebagai pembebasan dalam sebuah konteks yang diusung oleh Erich Fromm, dimana pembebasan bahasa ini menjadi sebuah adaptasi masyarakat industri dengan kapitalisme yang menjadikan hilangnya kepribadian asli dan spontanitas. Dalam sebuah kajian diusung bahwa bahasa sumber dari kegiatan yang tidak terlihat oleh ungkapan rasa di tiap-tiap kegiatan aktifitas manusia. Bahasa merupakan sebuah simbol yang selalu dipenetrasi oleh subyek, sehingga makna dari bahasa tersebut akan hilang.

Pada rezim sekarang ini bahasa merupakan sebuah alat konsumsi bagi masyarakat modern, karena bahasa merupakan media yang dapat mengeksploitasi sebuah sistem pada sebuah negara. Euforianisme merupakan bentuk dari eksplorasi dari adanya eksploitasi melalui kehalusan bahasa. Eksistensi bahasa telah memberikan warna-warna dalam kehidupan manusia. Bahasa verbal ataupun bahasa teks telah menjadi alat bagi kehidupan modern. Yang menjadi permasalahan pada konteks bahasa pada zaman modern sekarang ini adalah bahasa di fungsikan sebagai perangkat-perangkat negatif dalam dunia realitas. Salah satu wujud nyata adalah dengan mengfungsikan bahasa menjadi alat-alat konsumsi propaganda dan isu-isu politik yang negatif, seperti : memposisikan bahasa sebagai alat untuk menggambarkan suatu kondisi yang fiktif politik dalam menarik perhatian, sehingga mengesampingkan tindakan-tindakan yang tatis untuk memberikan aplikasi yang positif bagi kehidupan masyarakat. Tindakan inilah menjadikan bahasa sebagai kendaraan untuk melakukan hal-hal yang negatif. Untuk itu lihatlah dengan jelas bahwa bahasa dapat memberikan dampak-dampak yang mengakibatkan perpecahan dalam tingkatan sosial individu ataupun dalam tingkatan sosial masyarakat pada umumnya.Hati-hati dengan bahasamu, karena bahasa sebagai fungsi pisau yang diperuntukkan untuk memotong sesuatu yang sifatnya lunak atau keras sekalipun.

Created: Mirza

Setahun berlalu....

Setahun telah berlalu, tetapi cinta ini masih tetap terjaga dengan baik di hatiku. Kenangan indah dan sedih lah yang selalu menemaniku dalam menjalani hari dan waktu semenjak aku berpisah dengannya. Kesendirian dan kekosongan menjadi salah satu bagian hidup ku setelah dia memutuskan untuk meninggalkan mu. Terus mencari sebuah jawaban yang mampu meyakinkan atas sikapnya yang memutuskan hubungan indah ini, karena ku tahu sebenarnya hatinya masih mencintai ku.

Masih sulit hati ini untuk menerima dengan ikhlas atas keputusan yang sebenarnya tak ku inginkan. Tapi aku bisa apa?
Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk membuktikan bahwa keputusan ini tidak benar. Sulit untuk disentuh oleh logika dan sebuah rasional, dimana hubungan ini kandas hanya karena sebuah ketidakjelasan karena hanya dengan kuasa Tuhan lah itu dapat terjawab dan terjadi.

Ketidakjelasan....
Mungkin aku ditakdirkan hidup untup menghadapi ketidakjelasan. Di usia ku yang cukup kecil pun sudah diajari dan dikenalkan untuk menghadapi ketidakjelasan itu sampai sekarang ini. Tidak jelas dimana keberadaan sosok ayah yang selalu ku rindukan dan nantikan kehadirannya. Entah sudah berapa lama aku tak melihat senyumannya dan tak merasakannya lagi dekaoan hangatnya.

Kekuatan dan kesabaran ku teruji di situ. Hingga Tuhan memberikan lagi kesempatan padaku untuk mengasah kekuatan dan kesabaran ku ini untuk menghadapi satu lagi rintangan kecil. Menghadapi suatu ketidakjelasan lagi dimana aku di tuntut untuk mendapatkan dan memahami jawabannya ya ada.

Ku merasa rintangan pertama dapat ku lalui dengan sabar dan kuat dengan hasil adalah keikhlasan. 13 Tahun kulalui rintangan pertama ini dengan tangis dan tawa, dan tidak sedikit pula hinaan dan kekecewaan. Hal tersebut mengajari ku akan sulitnya hidup, maka dengan begitu aku harus berusaha keras untuk merubah sulitnya hidup itu menjadi suatu warna uang memperindah jalan cerita kehidupan dan membuat ku menjadi manusia yang lebih kuat. Dengan kesulitan yang ada ini membuat ku lebih menghargai hidup dan pastinya tidak akan menyia-nyiakan suatu kebahagiaan yang hadir walaupun itu hanya sedikit.

Rintangan kedua ini kuanggan satu peringatan dari Tuhan yang menyuruhku agar dapat tetap kuat dan sabar jalani kehidupan ini. Ku anggap ini sebagai media untuk orang lain bercermin dan melihat suatu hubungan itu selalu HAPPY ENDING. Harus tetap rasional memperlakukan cinta, karena buatku cinta itu tak berperasaan. Cinta datang tiba-tiba dan terkadang perginya pun tiba-tiba. Buat ku memperlakukan cinta itu dengan keyakinan, karena dengan begitu aku akan lebih kuat menhadapi apabila cinta itu meninggalkanku.

Setahun telah berlalu ini memang cukup berat bagiku. Dengan keyakinan ku memutuskan percaya dan mencintainya membuat aku makin kaya kekuatan . Aku banyak melihat keindahan dan kesulitan yang diberikan oleh cinta, sampai akhirnya cinta itu pergi...

Keihklasan mulai ku pelihara dan ku pupuk agar dapat tumbuh dengan buat untuk menerima dan menjalani rintangan-rintangan yang akan datang nantinya. Tulang merupakan rangka tubuh yang membantu manusia untuk bisa berdiri dengan kuat dan kokoh. Maka Ikhlas adalah rangka hati dan mental yang harus dilatih agar dapat hadapi rintangan dengan kuat dan kokoh.

Teringat pada sebuah lagu yang menuliskan bahwa hidup itu seperti buku yang terbuka dan terlihat. Dengan buku kita dapat belajar dan mendapat pengetahuan yang dapat kita gunakan untuk menjalani kehidupan. Maka kuanggap semua ini pengalaman berharga yang dapat menjadi suatu bekal untuk hidup.

Lembaran ku dengan dia sudah penuh coretan dan sudah tidak ada tempat lagi untuk mengisi suatu cerita didalamnya. Maka kini aku harus ganti lembaran yang sudah penuh itu dengan lembaran baru agar aku bisa tuliskan cerita-cerita baru dengan warna yang lebih menarik dan indah.

Theater 21, 13.20 wib
Bekasi, 10 Nov 2007






Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.