Minggu, Mei 25, 2008

Celoteh seorang bapak supir yang kecewa

Pagi ini lagi-lagi saya harus menyaksikan curhatan dan kekecewaan, curhat seorang bapak supir angkot jurusan Terminal Bekasi – Proyek – Gabus. Bisa dibilang ini curhatan colongan yang kebetulan saya menjadi penumpang tunggal yang naik angkotnya pagi itu. Bapak supir mengendarai mobilnya tidak terlalu cepat,sehingga dia dapat sesekali berteriak ke jalan memanggil orang-orang yang sedang menunggu mobil.

“Jonggol, Mba?” celetuknya saat mobilnya melewati seorang gadis berparas manis dengan rambutnya berwarna kuning jagung sehingga cukup eye catching kalau dilihat dari jauh. Saat itu saya hanya tersenyum sambil sesekali melihat sekilas wajah bapak supir angkot dari kaca spion tengah.
“He he he, daripada ngomongin orang ya, Mba. Mending kita godain aja” tegur bapak supir yang mulai mengajak mengobrol. Saya hanya tersenyum dan mengiyakan tegurannya.
“Saya kesal, Mba. Kenapa Pak JK tidak mati saja sekalian!” keluhnya dengan sinis.
“Sudah buat rejeki kita jadi mati, gara-gara BBM naik. Teman-teman saya jadi pada malas keluar untuk narik, tuh” tambahnya lagi.

Lagi-lagi saya hanya bisa tersenyum, rasanya benar-benar speechless.
“Tenang saja, Pak, nanti juga akan membaik, jalani saja” jawab saya dan membalas senyum bapak supir itu dan dari kaca spion tengah yang sesekali kita saling menatap.

Miris hati ini, dua hari ini saya banyak bertemu dengan orang-orang yang kecewa dan berkeluh. Mereka kecewa dengan keadaan yang tak diharapkannya tetapi tetap harus dijalani. Keinginan saya untuk membantu mereka sangat besar, tapi saya hanya bisa melakukan sebatas saya bisa. Dengan menjalani kewajiban saya sebagai pengguna angkutan umum, dengan senang hati saya mengikuti tarif baru tanpa harus mengomel atau kecewa juga. Sudah banyak yang kecewa, kenapa harus menambah kekecewaan mereka lagi.

Hal positif yang saya dapat dari dua hari ini dengan bertemunya orang-orang yang kecewa, empati saya rasakan menjadi bertambah. Saya menjadi lebih menyayangi mereka. Doa tak pernah putus saya kirimkan untuk mereka dan keyakinan saya bahwa mereka akan lebih kuat dan dapat mejalani semua ini. Tidak hanya empati saja yang tumbuh, tapi kebiasaan berhemat pun makin terasa. Berhemat untuk dapat berbagi dengan yang lain dan yang memerlukan.

Sabtu, Mei 24, 2008

Senyuman hangat di balik kegetiran

Sudah sampai di rumah saja saya masih teringat senyuman seorang bapak paruh baya yang tadi saya temui di angkot saat menuju rumah sepulang kuliah hari ini. Benar-benar menentramkan dan sangat bijaksana sekali.

Tenang dan dijalani saja, BBM kali ini naik bukanlah yang pertama. Buktinya kenaikan BBM sebelumnya saja juga semua orang khawatri dan protes, tapi mereka tetap jalani dan hidup kan. Bedanya beli beras dulu Rp.1000, sekarang sudah tidak dapat dengan harga segitu, tapi kita tetap makan nasi. Nanti lama-lama juga terbiasa”, ucap bapak paruh baya itu dari belakang dan spontan saya pun menengok untuk melihat wajahnya.
Iya Pak, lagian warag Indonesia juga sudah terbiasa hidup susah”, balas saya menengok ke belakang dan memberikan senyum ke Bapak itu. Samping saya Pak supir hanya mengulum senyumnya sambil merapikan uang yang dia genggam dengan tetap konsentrasi mengendarai mobilnya.

Masih tetap berpikir dan salut dengan sikap bapak paruh baya itu. Dia bisa setenang itu menjalani hidupnya. Padahal kalau boleh saya bilang, bapak paruh baya itu orang yang biasa-biasa saja, terlihat jauh dari kemewahan. Dia memakai pakaian seperti seragam buruh yang sudah lusuh dan agak kotor, dengan topi yang warnanya sudah mulai pudar. Dia tersenyum lagi pada saya saat menuruni angkot dan membayar lalu berpamitan. Benar-benar membuat saya kagum dan merinding. Saya merasakan keprihatinan bapak paruh baya dari kondisi penampilannya, tapi entah bagaimana dia mempunyai kekuatan dan setegar itu dalam menjalani hidupnya. Andai saja saya bersamanya dan mengobrol lebih lama, mungkin saya akan mendapat banyak pelajaran dari bapak paruh baya itu.

Semoga saja warga Indonesia yang lain mempunyai kekuatan dan ketegaran yang sama besar seperti bapak paruh baya itu untuk menghadapi kesulitan yang ada di Negara tercinta kita ini. Sehingga masalah kenaikkan BBM kali ini dan masalah lain yang terberat sekalipun dapat dijalani dengan baik.

Semoga saja saya bisa bertemu lagi dengan bapak paruh baya itu, sehingga saya bisa merasakan juga keprihatinannya dan belajar banyak darinya bagaimana cara bersyukur kepada Ilahi untuk semua yang sudah diberikan.

Hutan di dalam Gedung

Ada satu yang berbeda kali ini saat saya berkunjung ke Gedung Setiabudi di Kuningan. Entah mengapa mata saya tak mau berpaling dari pandangan wallpaper yang terpasang di sisi dinding gedung itu saat saya sedang menunggu seorang teman di lobby bawah gedung itu. Wallpaper pemandangan hutan. Cantik sekali.

Jejeran batang pohon dengan dedaunan yang rindang, warna daun yang hijau kekuningan yang terkena sinar matahari, semak diantara batang pohon memamerkan kesunyian yang tenang. Membuat saya tidak melepaskan pandangan ke gambar wallpaper yang terpasang.

Kira-kira panjangnya 8 meter dan tingginya 3 meter wallpaper itu terpasang pada sisi dinding gedung. Mengalahkan perhatian saya untuk melihat tanaman yang benar hidup yang tertanam di taman kecil dalam gedung dan lebih memilih memandangi gambar wallpaper itu. Wah, andai saja Jakarta keadaannya lebih hijau dan udaranya sesejuk seperti hutan yang ada di gambar itu, mungkin saya akan menikmatinya setiap hari dengan berjalan kaki untuk melakukan aktifitas setiap harinya, sehingga saya tak menjumpai suasana Jakarta yang macet, panas dan berpolusi. Ah, pastinya ini tidak mungkin terjadi, saya hanya berandai-andai saja.






Sosoknya menenangkan

Terakhir bertemu dua minggu lalu, tapi senyuman hangatnya masih melekat di pikiranku sampai sekarang ini. Rambutnya lebih pendek dan tampak lebih kurus dari pertemuan sebelumnya. Tapi yang tak berubah adalah raut wajah manisnya dengan aksen kumis rapi yang membuat dia tampak simpatik.

Masih dengan teman setianya, beberapa mainan kecil canggih, notebook, minuman beralkohol, dan sebungkus rokok yang kali ini tidak seperti biasa yang dia miliki. Hanya sekedar berbincang dan diskusi kecil sudah membuat aku terobati dari rasa rinduku padanya. Di dalam hati hanya memohon agar waktu tidak cepat berlalu agar aku bisa berlama-lama dengannya. Walaupun hanya saling diam, buatku itu juga sudah cukup, karena dengan kebersamaan yang ada sudah membuatku sangat nyaman. Aku pun tak pernah khawatir apabila tidak diajak ngobrol dengannya, karena aku tidak akan melewati waktu yang ada untuk memandangi wajahnya dan kurekam di memori pikiranku, sehingga saat ku rindu, aku tinggal memutar rekamanku itu untuk membayangkan wajahnya.

Entah mengapa aku bisa mencintainya sedalam itu. Untukku dia adalah hutan, menyejukkan, damai, misterius tapi tetap membuatku terasa aman. Aku tak peduli bagaimana perasaannya terhadapku, yang terpenting dia sudah mengetahui apa yang aku rasakan padanya. Cukup dengan sosoknya yang kupinjam untuk tenangkan batin ini, karena seutuhnya dia hanya milik Ilahi dan aku hanya nikmati anugerah dari Ilahi itu sebatas aku bisa dan aku mampu
.

Small Thoughts

Never cry for any relation in life
Because for the one whom you cry
Does not deserve your tears
And the one who deserves
Will never let you cry...


Treat everyone with politeness
Even those who are rude to you
Not because they are not nice
But because you are nice...

Never search your happiness in others
Which will make you feel alone
Rather search it in yourself
You will feel happy even if you are left alone...

Always have a positive attitude in life
There is something positive in every person
Even a stopped watch is right twice a day...

Happiness always looks small
When we hold it in our hands
But when we learn to share it
We realize how big and precious it is!

(Anonymous)

Senin, Mei 19, 2008

Bunda

Bunda
Tangguh dan kuat dalam hidupnya
Sabar dan tabah dalam waktu dan harinya
Pengertian dan penuh kasih sayang dalam sikapnya

Bunda
Penuh cinta
Penuh kasih sayang
Penuh perhatian
Penuh pengorbanan
Penuh perjuangan


Bunda
Memberikanku perlindungan
Memberikanku kekuatan
Memberikanku ilmu dan pelajaran
Memberikanku cinta dan kasih sayang

Bunda
Mengajarkanku ketabahan
Mengajarkanku kesabaran
Mengajarkanku ketulusan
Mengajarkanku cinta


Bunda
Engkau ibu sekaligus ayah yang selalu menjadi rumah
Untukku bernaung
Berlindung dan bersandar

-22062007-

Di taman sebuah cinema

Lambaian daun palem hijau tentram
Berjejer manis mengisi sudut taman
Langit sore tersenyum damai
Mengirim semilir angin menerpa wajah
Setiap meja terisi oleh pendatang
Sekedar menikmati secangkir kopi
Mengepulkan asap rokok
Memainkan mainan kecil canggih
Lemparkan senyum ke setiap sudut
Aku duduk sendiri memegang sebatang rokok
Menunggu giliran untuk menikmati pertunjukan

Minggu, Mei 18, 2008

Kabar duka dari Ngawi

Tubuh yang tersandar santai pada kursi mobil dengan setengah sadar karena kantuk menggelantungi mata dan headphone yang menutupi lubang telinga mengalunkan musik dari gelombang radio membuat saya terbangun seketika dari alam setengah sadar yang tiba-tiba sebuah kilasan berita menyampaikan kabar buruk telah meninggalnya Sopan Sofyan pagi tadi jam 10 di Ngawi karena kecelakaan.

Tidak cukup lengkap kilasan berita yang disampaikan dari gelombang radio tersebut, hanya ucapan bela sungkawa yang sangat mendalam tulus terucap lirih oleh sang penyiar.
Rasanya baru dua hari lalu saya melihat sosok Om Sopan Sofyan pada program berita di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia dengan keadaan yang sehat tak terlihat sakit, tapi siang ini saya mendapatkan kabar bahwa beliau sudah tiada.

Om Sopan (almarhum) buat saya adalah sosok ayah yang sangat diidam-idamkan. Ketampanan dan kegagahannya memang sudah banyak diakui orang banyak, khususnya pada masyarakat Indonesia, tapi buat saya kecintaannya terhadap keluarganya lah itu yang terpenting dan dapat membuat kagum semua orang. Bijaksana dan demokrasi terhadap keluarga, karir dan pekerjaannya merupakan tauladan untuk siapa saja khususnya untuk saya. Saya bangga dan salut untuk satu keputusannya saat dia melepaskan pekerjaannya dari kursi pemerintahan yang untuknya sudah tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dimana pada satu program infotaiment pada salah satu televisi swasta Indonesia dia menyampaikan rasa kedamaiannya dengan meninggalkan kedudukan yang dia miliki saat itu,yang notabene dengan kedudukan yang dia miliki itu dapat bertindak dan memiliki apa pun yang dia mau.

Jujur saya kecewa saat melihat kilasan wawancara Om Sopan (almarhum) dua hari lalu yang saya tangkap dari program berita. Kurang lebih Om berkata, “Karena kita ini membawa motor besar , oleh karena itu kita gunakan jalan tol untuk konfoi agar tidak mengganggu pengguna jalan biasa yang lain dan mencegah gagguan dan kecelakan pada jalan biasa”.
Saya cuma bisa menggelengkan kepala, kenapa kata-kata itu keluar dari mulut Om Sopan (almarhum) yang sosoknya sangat saya banggakan. Jelas saya kecewa, karena jelas juga bahwa jalan tol itu bukannya akses jalan yang hanya dapat digunakan oleh kendaraan beroda empat. Kalaupun beberapa waktu lalu ada motor juga bisa masuk akses tol dalam kota iu karena kondisi Jakarta dan sekitarnya terendam air, musim banjir 5 tahunan pada musim hujan awal tahun 2007 dan 2008 ini.

Entah bagaimana komunitas motor besar itu dapat menggunakan akses jalan tol. Mungkin karena personil yang didalamnya merupakan orang-orang yang mempunyai uang lebih dan kuasa sehinggal hal yang tidak mungkin pun akan menjadi mungkin buat mereka. Yang sangat disayangkan lagi pemerintah kita pun memberikan ijin. Jelas sudah bahwa hukum dan peraturan kita masih cukup lemah dan bertenggang rasa. Boleh saja kita rakyat Indonesia merupakan budaya timur yang memiliki sikap tepo saliro, tapi tidak untuk peraturan dan ketertiban. Tertib ya harus tetap tertib…
Dengan kondisi yang seperti ini sama saja hukum dan peraturan yang berlaku di negara kita ini dapat beli dengan uang dan kuasa. Padahal kita semua ingin negara kita menjadi lebih baik dan maju, seharusnya hukum dan peraturan di negara kita ini tidak mengenal kata KECUALI , melainkan TEGAS tanpa embel-embel transaksi dan negosiasi.

Dengan segala kerendahan hati saya dan tidak mengurangi rasa hormat dan kagum saya terhadap Om Sopan (almarhum) keluh kesah ini saya sampaikan semata-mata rasa cinta saya untuk sosok ayah yang terdambakan. Saya ucapkan selamat jalan ayah, semoga kau menempati tempat yang damai dan indah di sisi-Nya. Amin.

Uang dan kuasa bisa saja membeli Hukum dan Peraturan, tapi tidak bisa membeli waktu untuk mengulur kematian.



Bekasi -Tanjung Priuk
Sabtu, 17 Mei 2008

Hari ini...

Matahari merunduk malu
Perlahan langit menunjukkan warna abu
Udara mulai melembab
Sekelompok serangga mulai bersiap
Tugas jaga malamnya akan tiba
Aku pun harus siap terjaga

Ramai lalu lalang namun tetap damai
Kumandang adzan mengiringi langkah yang gontai
Menuntun munculnya sinar sang bulan
Yang sembunyi dibalik awan abu kehitaman

Sudah mau malam lagi
Dingin mulai menyelimuti
Tubuh yang tergeletak lemah
Penjamkan mata lepaskan resah

Syukur nikmat dalam doa ku ucap
Aku bahagia…..

-120508-

Kamis, Mei 15, 2008

Bunga

Aku mendapat bunga hari ini meski hari ini bukan
hari istimewa dan bukan hari ulangtahunku.
Semalam untuk pertama kalinya kami bertengkar dan ia melontarkan
kata-kata menyakitkan.

Aku tahu ia menyesali perbuatannya karena hari
ini ia mengirim aku bunga.

Aku mendapat bunga hari ini.
Ini bukan ulangtahun perkawinan kami atau hari istimewa kami.
Semalam ia menghempaskan aku ke dinding dan mulai
mencekikku Aku bangun dengan memar dan rasa sakit
sekujur tubuhku.
Aku tahu ia menyesali perbuatannya karena ia
mengirim bunga padaku hari ini.

Aku mendapat bunga hari ini, padahal hari ini
bukanlah hari Ibu atau hari istimewa lain.

Semalam ia memukuli aku lagi, lebih keras dibanding
waktu-waktu yang lalu.
Aku takut padanya tetapi aku takut meningggalkannya.
Aku tidak punya uang.
Lalu bagaimana aku bisa menghidupi anak-anakku?
Namun, aku tahu ia menyesali perbuatannya semalam,
karena hari ini ia kembali mengirimi aku bunga.

Ada bunga untukku hari ini. Hari ini adalah hari
istimewa : inilah hari pemakamanku.
Ia menganiayaku sampai mati tadi malam.

Kalau saja aku punya cukup keberanian dan kekuatan untuk
meninggalkannya, aku tidak akan mendapat bunga lagi
hari ini....


(Anonymous)
-Didedikasikan untuk semua wanita di muka bumi ini-

Minggu, Mei 11, 2008

Akhirnya bertemu lagi...

Pesan yang membuat sumringah
Urat pipi meregang melebarkan senyuman
Jantung berdetak dua kali lebih cepat
Kaki kiri dan kaki kanan berlomba adu cepat
Balas membalas pesan tak terelakan
Bertarung dengan hawa panas
Kejar-kejaran dengan waktu
Demi dia yang sudah menunggu

Tunggu aku, kita bertemu lagi...

Kamis, Mei 08, 2008

Petir

Terang berkilau sekilas
Kuasai alam yang sedang muram
Memecahkan kesunyian yang mendendam
Kekuatan yang besar dan jelas

Raja langit yang gagah
Layak urat-urat langit
Menggeliat memamerkan amarah
Menunjukkan angkasa yang sedang sengit

Gelap menjadi terang sekejap
Menambah resah hati yang getir
Hanya sebuah guling yang ku dekap
Yang inginkan nikmati hujan tanpa petir

Sahabat

Ga bagus…
Aku ga suka dengan pacarmu yang sok baik itu
Fokus saja dengan pekerjaan dan studi mu
Tidak usah malu untuk bilang “tolongin aku…”
Pakai uangku saja
Akan aku antar dan bawakan untukmu
Tidak usah menyesal dan menangis
Semua orang bisa salah
Intropeksi diri, dong...!
Jangan cepat menyerah
Selamat ya, aku salut
Tenaga, pikiran dan waktuku ada untuk kamu
Maafkan aku....


Sabahat tidak hanya memuji tapi mengkritik juga
Tidak cemburu, Tidak bersaing
Mendukung dan membangun
Tertawa bersama, menangis bersama
Tidak menjadi kembang api, tapi menjadi lilin
Selalu mengulurkan tangan
Mengerti, memerhati dan membebaskan
Bergandengan tangan, saling pinjamkan bahu untuk berkeluh kesah
Satu terjatuh, satunya membangunkan

Sahabat yang baik adalah sahabat yang tidak memuji, tetapi mengkritik

Rabu, Mei 07, 2008

Melupakan

Kenangan dan pengalaman yang sudah terjadi dalam kehidupan kita merupakan kekayaan diri yang dapat kita manfaat untuk pembelajaran hidup untuk mendapatkah tujuan dan hal yang lebih baik lagi. Dengan kenangan dan pengalaman yang sudah terekam di memory pikiran kita ini membuat kita dapat mengontrol tingkah laku dan tindakan kita dalam hidup menjadi lebih baik pula.

Apakah bisa kita melupakan dan menghapus semua atau beberapa kenangan dan pengalaman hidup? Tentu kenapa tidak bisa, didalam kehidupan ini semua serba mungkin terjadi. Dari cara yang benar sampai yang tidak benar pastinya bisa. Tapi disini kita belajar untuk tidak menjawab dari sisi benar atau salah, bagaimana kita menolak ukur mana yang benar dan mana yang salah, karena buatku yang mangetahui benar atau salah hanyalah sang Maha Besar yang telah menciptakan kehidupan ini semua.

Belajar dari seorang teman, bagaimana kalau kita coba menanggapi semua hal yang terjadi dalam kehidupan kita ini dengan sisi manfaatnnya. Sepertinya kita dapat bijaksana bersikap dengan adanya pemikiran apakah ini manfaat untuk kita atau tidak. Kita jadi belajar untuk berpikir dan bersikap untuk menjadi manusia yang lebih baik dengan kondisi konfilknya relatif kecil. Pastinya kita akan bicara dengan diri kita sendiri untuk memutuskan hal yang bermanfaat untuk kebaikan diri kita.

Apa manfaatnya kita melupakan?
Melupakan kesalahan orang lain dan memaafkannya merupakan tindakan yang terpuji dalam hidup. Selain terpuji sikap ini akan membantu kita menjadi manusia yang jauh dari dendam. Manfaat dari sikap ini langsung dapat kita rasakan untuk diri kita sendiri dan orang lain. Hubungan baik dengan setiap orang lain akan terjalin lebih tulus dan lebih damai, karena diawali dengan hati kita yang damai.

Aku menyesal dengan sikapku yang ingin melupakan setiap kejadian yang menyakitkan, itu malah membuatku lebih sakit. Karena didalam sikap dan pikiranku menjadi tertuju ke hal yang membuatku sakit itu, semakin aku ingin melupakan semakin dalam aku mengingatnya. Padahal masih ada hal yang lebih bermanfaat yang dapat aku lakukan daripada aku memikirkan hal yang tidak menghasilkan kemajuan itu. Aku menjadi sadar bahwa hidup itu memberikan kita manfaat besar sebagai bekal menuju kehidupan yang kekal nanti dengan mengumpulkan tiket kebaikan yang dapat kita tukarkan nanti untuk mendapatkan kehidupan yang sangat lebih baik nantinya.

Ternyata dengan kita bersikap tetap menjaga hal-hal yang sudah terekam dikehidupan kita dan menjadikan semua itu pelajaran hidup, maka kita menjadi manusia yang akan terus bertambah baik dan kaya hati dengan rasa tawakal dan ihklas. Semua jadi mengalir seperti air, kotoran-kotoran, sampah dan penyakit akan terbawa arus air yang membuat hati kita bersih.

Melupakan hal kecil yang membuat kita melupakan hal yang besar dan bermanfaat merupakan sikap yang sia-sia. Oleh karena itu aku belajar lebih baik untuk menyimpan baik-baik dan ku susun rapi sesuai tempatnya semua hal kejadian hidup yang sudah terjadi sebagai pembelajaran yang menumbuhkan aku mejadi manusia yang lebih kuat. Aku tidak pernah peduli oleh apa-apa yang sudah membuatku sakit, tapi aku akan peduli oleh apa-apa yang menyangkut dengan bagaimana kita bersikap untuk mendapatkan suatu manfaat dalam kehidupan, dengan cara memaafkan semua orang serta hal yang sudah memberikanku ketidaknyamanan dan melupakan semua hal buruk yang telah diberikan kepadaku, sehingga aku dapat lebih memperkaya hati dengan keihklasan dan kedamaian.

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.