Pagi ini lagi-lagi saya harus menyaksikan curhatan dan kekecewaan, curhat seorang bapak supir angkot jurusan Terminal Bekasi – Proyek – Gabus. Bisa dibilang ini curhatan colongan yang kebetulan saya menjadi penumpang tunggal yang naik angkotnya pagi itu. Bapak supir mengendarai mobilnya tidak terlalu cepat,sehingga dia dapat sesekali berteriak ke jalan memanggil orang-orang yang sedang menunggu mobil.
“Jonggol, Mba?” celetuknya saat mobilnya melewati seorang gadis berparas manis dengan rambutnya berwarna kuning jagung sehingga cukup eye catching kalau dilihat dari jauh. Saat itu saya hanya tersenyum sambil sesekali melihat sekilas wajah bapak supir angkot dari kaca spion tengah.
“He he he, daripada ngomongin orang ya, Mba. Mending kita godain aja” tegur bapak supir yang mulai mengajak mengobrol. Saya hanya tersenyum dan mengiyakan tegurannya.
“Saya kesal, Mba. Kenapa Pak JK tidak mati saja sekalian!” keluhnya dengan sinis.
“Sudah buat rejeki kita jadi mati, gara-gara BBM naik. Teman-teman saya jadi pada malas keluar untuk narik, tuh” tambahnya lagi.
Lagi-lagi saya hanya bisa tersenyum, rasanya benar-benar speechless.
“Tenang saja, Pak, nanti juga akan membaik, jalani saja” jawab saya dan membalas senyum bapak supir itu dan dari kaca spion tengah yang sesekali kita saling menatap.
Miris hati ini, dua hari ini saya banyak bertemu dengan orang-orang yang kecewa dan berkeluh. Mereka kecewa dengan keadaan yang tak diharapkannya tetapi tetap harus dijalani. Keinginan saya untuk membantu mereka sangat besar, tapi saya hanya bisa melakukan sebatas saya bisa. Dengan menjalani kewajiban saya sebagai pengguna angkutan umum, dengan senang hati saya mengikuti tarif baru tanpa harus mengomel atau kecewa juga. Sudah banyak yang kecewa, kenapa harus menambah kekecewaan mereka lagi.
Hal positif yang saya dapat dari dua hari ini dengan bertemunya orang-orang yang kecewa, empati saya rasakan menjadi bertambah. Saya menjadi lebih menyayangi mereka. Doa tak pernah putus saya kirimkan untuk mereka dan keyakinan saya bahwa mereka akan lebih kuat dan dapat mejalani semua ini. Tidak hanya empati saja yang tumbuh, tapi kebiasaan berhemat pun makin terasa. Berhemat untuk dapat berbagi dengan yang lain dan yang memerlukan.
Minggu, Mei 25, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much
Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.
9 komentar:
ada apa pasca kenaikan bbm?????????????
moga saja indonesia akan lebih baik atau hanya nambah beban bangsa skaligus meningkatkan rating indonsia sebagai bangsa korup
ntar lagi... berita permintaan kenaikan uang saku anggota dpr pasti kan hiasi hal depan koran//
jangan pili mereka lagi yaaaa
pilih aku aja...
hehehe
Yang diharapkan sih berita kenaikan pendapatan untuk para buruh dan pekerja. Anggota dewan sih ga perlu, mereka khan sudah puas dengan kursi yang sudah mereka duduki untuk bisa injak dan duduki kita semua.
mesti nanya ke Republik BBM alias baru bisa mimpi ...
waduh 26 Mei itu ultah ya neng
maaf ampe gak inget
met ulang tahun ya
moga sehat selalu dan rejeki berlimpah serta disayang banyak orang
He he he, terima kasih ya.
Tentu dengan senang hati disayang banyak orang, terutama disayang kau, Bang. He he he.
Bang, kutunggu sun manisnya dan bingkisan cantik satu paket buku Harry Potter, he he he.
Tulisan di bulan Juni ditunggu lho K
buka biro jasa konsultasi aja sekalian, ka.
btw, mbak bukan setan kan? wakakakakakaa.
Ha ha ha, masih inget aja lu, Kram.
Tapi asli loh, gue baru tau ternyata di daerah Rasuna Said, Kuningan itu memang terkenal dengan jalanan angkernya. Makanya tuh bapak supir taksi nanya gue setan apa bukan. he he he...
Posting Komentar