Sudah sampai di rumah saja saya masih teringat senyuman seorang bapak paruh baya yang tadi saya temui di angkot saat menuju rumah sepulang kuliah hari ini. Benar-benar menentramkan dan sangat bijaksana sekali.
“Tenang dan dijalani saja, BBM kali ini naik bukanlah yang pertama. Buktinya kenaikan BBM sebelumnya saja juga semua orang khawatri dan protes, tapi mereka tetap jalani dan hidup kan. Bedanya beli beras dulu Rp.1000, sekarang sudah tidak dapat dengan harga segitu, tapi kita tetap makan nasi. Nanti lama-lama juga terbiasa”, ucap bapak paruh baya itu dari belakang dan spontan saya pun menengok untuk melihat wajahnya.
“Iya Pak, lagian warag Indonesia juga sudah terbiasa hidup susah”, balas saya menengok ke belakang dan memberikan senyum ke Bapak itu. Samping saya Pak supir hanya mengulum senyumnya sambil merapikan uang yang dia genggam dengan tetap konsentrasi mengendarai mobilnya.
Masih tetap berpikir dan salut dengan sikap bapak paruh baya itu. Dia bisa setenang itu menjalani hidupnya. Padahal kalau boleh saya bilang, bapak paruh baya itu orang yang biasa-biasa saja, terlihat jauh dari kemewahan. Dia memakai pakaian seperti seragam buruh yang sudah lusuh dan agak kotor, dengan topi yang warnanya sudah mulai pudar. Dia tersenyum lagi pada saya saat menuruni angkot dan membayar lalu berpamitan. Benar-benar membuat saya kagum dan merinding. Saya merasakan keprihatinan bapak paruh baya dari kondisi penampilannya, tapi entah bagaimana dia mempunyai kekuatan dan setegar itu dalam menjalani hidupnya. Andai saja saya bersamanya dan mengobrol lebih lama, mungkin saya akan mendapat banyak pelajaran dari bapak paruh baya itu.
Semoga saja warga Indonesia yang lain mempunyai kekuatan dan ketegaran yang sama besar seperti bapak paruh baya itu untuk menghadapi kesulitan yang ada di Negara tercinta kita ini. Sehingga masalah kenaikkan BBM kali ini dan masalah lain yang terberat sekalipun dapat dijalani dengan baik.
Semoga saja saya bisa bertemu lagi dengan bapak paruh baya itu, sehingga saya bisa merasakan juga keprihatinannya dan belajar banyak darinya bagaimana cara bersyukur kepada Ilahi untuk semua yang sudah diberikan.
Sabtu, Mei 24, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much
Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar