Selasa, Juli 10, 2007

Hari setelah malam itu…

Walaupun sudah lebih dari sepekan aku tak melihatnya, entah berapa pekan… hanya kenangan malam yang kuhabiskan dengannya selalu menjagaku dari kenyamanan yang dia berikan saat itu. Tak lama aku bersamanya, hanya beberapa jam saja. Tapi dengan beberapa jam saja tersebut kebingungan yang ada saat itu makin tumbuh dan membuat getaran berbeda.

Apa ini? Aku rasakan sesuatu yang indah hanya tak bisa ku utarakan.
Hanya ketenangan saat aku disampingnya, dia membuatku kuat dari masalah yang kumiliki. Mugkin dia merasa tidak memberikan dan menjanjikan apa-apa, hanya buatku dia membawakan sesuatu…

Malam itu…
Ku melihat wajahnya kembali setelah dia pergi dengan semua urusannya. Hatiku bergetar kencang saat janji yang dia berikan untuk bertemu denganku malam itu. Saat itu aku merasakan seperti anak kecil yang kegirangan karena dibelikan mainan boneka dari sang bunda.
Betapa senangnya hatiku saat dia bisa meluangkan waktu dan harinya untukku.

Seperti biasa dengan segelas minuman beralkoholnya dan mainan kecil canggih digenggaman tangannya, kuhampiri dia yang sudah datang lebih dulu dari diriku, pada suatu tempat dimana kita sering bertemu. Sambutan hangat dengan sebuah pelukan yang dia berikan ku terima dengan suka cita. Tanganku memeluk sebagian tubuhnya, darah ku mengalir deras saat itu.
“aku kangen”… hanya kata itu yang terucap dalam hatiku. Andai ia tau bagaimana rindu ini sangat bergejolak. Rasaya ingin sekali bibir ini mengutarakan langsung di depan wajahnya sehingga aku akan berada didalam dekapan peluknya lagi sampai aku tenggelam didalam ketenangan.

Dia baru selesai makan malam saat aku tiba, masih terlihat piring makan yang belum dirapikan oleh pelayan restoran. Dengan sebatang rokok dan asap yang mengepul diantara kita, dia menanyakan kabarku, sesekali dengan meneguk gelas alkoholnya.
“Baik-baik saja’… dengan tidak memberi kesempatan kepada mataku untuk berkedip agar aku dapat memandang wajah dan semua aktivitas tubuhnya yang bergerak.

Ocehan dan celotehnya yang kerap kali keluar dari bibirnya, makin lama makin mengobati rasa rindu dengan sesekali senyum dan tawa lepasnya menghiasi obrolan ringan yang terjadi malam itu.
Senang sekali melihat senyuman khas nya…

Aku tak merasakan lagi masalah yang sedang kuhadapi saat sedang bersamanya, lepas semua beban hati, yang ada hanya ada kenyamanan dan kehangatan dalam suatu kedinginan hati. Naluri berkata bahwa sosoknya adalah sosok yang bisa membantuku menjadi kuat, walaupun aku yakin bahwa aku tidak kuat.

Aku tak bisa merasakan waktu lagi apabila sudah bersamanya. Waktu buatku sangat cepat bergulir, jadi lebih baik aku biarkan saja agar aku tetap bisa merasakan kebersamaan dengannya. Saat itu sudah menginjak malam, tapi aku tak mau saat-saat itu terenggut waktu.

Aku putuskan untuk tetap bersamanya dan lewati malam bersamanya.
Dia mengajakku untuk menonton sebuah film di teather yang masih berlokasi disatu gedung tempat kita berbincang tadi. Saat itu aku hanya memohon agar waktu jangan cepat berputar, karena aku belum ingin berpisah.

Walaupun dia sedang dengan keseriusannya, aku tetap nyaman disampingnya. Aku tak mau banyak tau tentang apa yang dia sedang pikirkan. Dengan dekatnya aku dengan dia itu sudah cukup. Sesekali aku melihat wajahnya yang sedang tenggelam di keseriusan sebuah cerita film yang sedang kita tonton bersama.

Salah tingkah saat tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku…
“Tuhan… apa yang harus aku lakukan?” tanganku bergetar. Hanya berharap dia tidak mengetahui akan guupnya aku saat itu.

Kurasakan sentuhan tangannya yang hangat saat tanganku didalam genggamannya. Makin hati ini tak menentu,mencoba menenangkan hati dan meyakin hati bahwa ini tidak ada apa-apa.
Apa mungkin? Apa mungkin dia…………?
Aku tak berani menyimpulkan apa yang sudah terjadi malam itu, aku tak mau pusing, aku hanya ingin rasakan kenyamanan itu walaupun sebentar dan kemungkinan itu tidak akan terjadi lagi.

Ada apa denganku ?
Kenapa semakin tidak menentu rasa yang ada ini. Aku berusaha untuk biasa, hanya seiring waktu aku makin lama makin nyaman. Aku tertarik dengannya,,,,

Malam itu merupakan menjadi malam yang membuat hati ku menyadari bahwa aku menyukai dan mencintai dia. Tapi bagaimana bisa? Seharusnya tidak boleh?
Aku tidak mau kehilangan cinta lagi seperti waktu yang sudah bergulir lalu.
Aku mencintai dia berarti aku akan kehilangan dia nantinya.
Entah ketulusan atau hanya perasaan menghargai yang dia berikan dan lakukan kepadaku malam itu. Tapi aku cukup menikmatinya…

Tuhan, bagaimana ini? Apakah harus ku utarakan?


(sabtu malam, 16 Juni 2007)

13 komentar:

Anonim mengatakan...

Aa suka ma tulisan neng..coba krm ke majalah

Anonim mengatakan...

Enak yaa diajak makan malem, nonton film sama KG.... dia biasa itu sama perempuan-perempuan lain juga begitu..

Anonim mengatakan...

Enak yaa diajak makan malem, nonton film sama KG.... dia biasa itu sama perempuan-perempuan lain juga begitu..
====> Tau KG? Pernah diajak ngedate juga sama KG?

Anonim mengatakan...

saya tahu benar kamu itu takut posting komentar orang karena kamu sangat membela dia.. dan dia pun juga ketakutan karena banyak janji dengan yang lainnya yang tidak ditepati..

Anonim mengatakan...

"Hai..kau yang disana, terpisah jarak waktu.." (potongan lirik lagu nya JavaJive)

Saya cuma takut dengan TUHAN, ga ngaruh orang-orang mau komentar atau kritik apa, mereka punya HAK toh!

Sama hal nya saya punya HAK melindungi atau membela (dia yang kau maksud), Dia (orang yg kau maksud) punya HAK juga untuk tidak menepati janji nya, lalu kamu juga punya HAK untuk mengomentari tulisan saya. Silahkan saja...manusiawi sekali itu.

seperti tulisan dari salah satu sahabat saya juga yaitu:

"Hidup Itu Indah, jadi jangan murung,jangan sedih, jangan tak punya duit, jangan mikir. Sumpah! Isi blog ini tidak diniatkan untuk menyakiti hati sendiri, apalagi orang lain. Bagi yang tidak setuju isinya, tidak perlu marah, bikin blog saja."

So..Kamu bikin blog juga aja, biar makin seru..

Ingat! Jangan sakit hati ok...

Just keep smile :)


- Ika Nuri

Anonim mengatakan...

Saya tahu kamu ambil kata-kata itu juga dari dia.. :)..

Tidak ada yang sakit hati hanya bicara fakta saja!!

Anonim mengatakan...

Saya tahu kau senang dia tidak menepati janji-janjinya dengan yang lain atau karena kamupun takut kehilangan dia..

sehingga kamu berkomentar seperti diatas tadi..

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Anonim mengatakan...

Menanggapi dua komentar terakhir sih saya cuma mau bilang...

Kita itu hidup berdampingan dengan sesama. Sebagai manusia sosial kita harus saling menghormati, menghargai, menyayangi, melindungi dan banyak hal lagi yang positif.

Jadi, saya menghormati dan menghargai semua komentar yang ada. Terima kasih banyak atas perhatiannya yang sudah sempat membaca tulisan saya.

Yang penting jangan kapok dan jangan berhenti untuk membaca dan menulis, karena dengan kita cinta membaca maka itu adalah jalan kita menjauhi KEBODOHAN dan KEMISKINAN.

Salam hangat,
Nuri

Anonim mengatakan...

ooohh jadi kamu mengalihkan pembicaraan karena kamu tahu bahwa saya benar dan mengetahui 100 % perbuatanmu juga KG..ha..ha..ha.. syukurlah..
jangan takut karena kamu bukan level saya.. saya tahu orang kalau salah pasti takut.

Ika Nuri mengatakan...

ooohh jadi kamu mengalihkan pembicaraan karena kamu tahu bahwa saya benar dan mengetahui 100 % perbuatanmu juga KG..ha..ha..ha.. syukurlah..
jangan takut karena kamu bukan level saya.. saya tahu orang kalau salah pasti takut.

==> Terserahlah apa pendapatmu...

(INGAT! orang Ikhlas atau pasrah itu bukan berarti TAKUT atau mengaku SALAH. Intinya saya hanya menghargai dan menghormati anda (yang mungkin tidak satu level dengan saya.) Tapi, apa level / strata masih berlaku? Jelas SIDARTHA GAUTAMA menentang STRATA atau LEVEL dimuka bumi ini, dan mengatakan bahwa manusia mempunyai penderitaan hidup masing-masing yang harus dilewati. Coba anda baca buku BUDDHA seri 1-8 untuk mempelajari level dan strata tsb, dan coba baca buku QUANTUM IKHLAS untuk memahami apa itu ke ikhlasan.)

Sudah saya bilang khan, perbanyak MEMBACA untuk memperkaya ilmu pengetahuan.

Anonim mengatakan...

Lho ini lagi ada yg ribut yah,..??

Aq suka bgt baca tulisan Kak NUri,..Post ke majalah ajaaa,.. >__<.,.,.,.,

Ika Nuri mengatakan...

Thanks Rora. :)

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.