Selasa, Juli 10, 2007

Cinta

Cinta
Cinta tegarkan hatiku
Tak mau sesuatu merenggutkan engkau
Naluriku berkata tak ingin terulang lagi
Kehilangan cinta hati bagai raga tak bernyawa

Aku junjung petuahmu
Cintai dia yang mencintaiku
Hatinya turut belaian
Kini telah menepi
Bukankah hidup kita akhirnya harus bahagia..

Cinta biar saja ada
Yang terjadi biar saja terjadi
Bagaimana mungkin dengan hanya cerita
Cerita yang tentang meninggalkan dan yang ditinggalkan
Cinta………
(Melly Goeslaw)


Datang lagi perasaan itu… Perasaan yang membuatku lebih hidup dan mempunyai spirit besar dalam menjalani waktu dan hari. Hanya rasa itu pun membuat ku resah dengan ketakutan yang muncul bersamaan dengan cinta yang datang.

Aku merasa kaya akan cinta yang dapat kuberikan kepada orang lain, hanya aku miskin untuk bisa menerima cinta dari orang lain. Sulit rasanya bagiku mengartikan kata cinta…
Buatku cinta dapat membawakan ketenangan, hanya tidak jarang dengan cinta aku sering meneteskan air mata dan melukai hati. Sebenarnya apa fungsi cinta itu ?

Sampai saat ini aku belum paham, buatku sulit rasanya menyimpulkan apa itu cinta. Aku hanya bisa rasakan, hati ku bahagia saat cinta itu datang… aku sakit saat cinta itu harus pergi.
Kenapa cinta harus datang dan pergi? Padahal bukannya cinta itu menjaga? Bagaimana cara menjaga agar cinta itu tidak pergi?

Belajar dari sakit yang pernah kurasakan, aku menjaga cinta seperti aku menjaga diriku dengan baik. Aku mencintai cinta seperti aku mencintai diriku sendiri. Ku hargai, kusanjung dan kuhormati. Tak ada niat untuk menyakiti cinta, hanya kenapa cinta selalu menyakitiku? Apa yang salah dari ku?
Kalaupun cinta hanya ingin menyakitiku, kenapa cinta harus datang?

Aku hanya ingin sedikit merasakan cinta… sedikit… sedikit saja. Walaupun cinta itu hanya sedikit untukku, tapi dia tidak akan meninggalkanku.
Bunda pernah sampaikan, bahwa dicintai itu lebih indah. Mengapa mencintai tidak seindah dicintai ?

Apa benar cinta itu tidak harus memiliki? Aku manusia biasa yang mempunyai banyak kekurangan, tidak munafik saat cinta itu datang aku ingin memilikinya. Agar aku dapat lebih dekat dengannya, menjaga dan memeliharanya hingga tumbuh menjadi cinta yang dapat melindungiku, menjadi tempat yang nyaman dan tenang sampai akhirnya aku mati.


Datang lagi perasaan itu setelah sakitku mulai pulih……
Sepertinya perasaan tidak bisa dilawan, timbul dengan sendirinya karena ada kenyamanan saat aku bertemu dengannya. Apakah karena rasa nyaman itu membuat cinta datang menghampiri dan akhirnya aku jatuh cinta ?
Entahlah………

Seperti yang sesudahnya, aku tidak pernah pedulikan. Hanya makin lama isi hati makin penuh pertanyaan dan rasa yang selalu mengganggu tiap sendiriku datang. Wajah dan suasana nyaman yang dia berikan terlintas mengganggu pikiranku. Tidak percaya dan tidak ingin mempercayainya, aku tidak mau main dengan perasaan lagi, hanya makin aku singkirkan makin pula hati itu berontak. Sesak… hanya sesak yang terasa bila aku sedang berkelahi dengan perasaan itu. Bertekad tetap tidak ingin menyimpulkan apa yang sedang kurasakan kepadanya, aku takut… buatku ini tidak masuk akal, karena seharusnya tidak boleh perasaan itu muncul.
Kenapa? Kenapa harus aku yang akhirnya rasakan cinta itu terhadap sosoknya?

Masih belum ingin mempercayainya, aku bertarung untuk tetap teguh agar bibit rasa itu tidak makin tumbuh. Kucoba jalanin waktu tanpa pedulikan perasaan itu. Hanya ternyata aku bodoh…… karena bibit perasaan yang muncul dapat tumbuh sendiri seiring waktu aku berusaha untuk tidak mengakui perasaan itu.

Mungkin cinta itu datang dengan kesalahan. Salah waktu dan salah orang… berarti apakah cinta itu buta, sama seperti apa kata orang-orang diluar sana. Harusnya tidak…… cinta itu pakai naluri, tidak mungkin naluri kita buta. Mungkin bukan buta, hanya cinta itu timbul disaat waktu yang tidak tepat. Apakah iya begitu ? sampai saat ini pun aku masih bingung…
Aku hanya rasakan apa yang ada dan tumbuh didalam hati. Aku tidak pernah menyalahi Tuhan yang sudah memberikan karunia ini, aku tidak pernah sesali rasa cinta ini yang sudah mencintai dia. Aku hanya takut… takut akan menangis lagi karena rasa ini, karena seharusnya ini tidak boleh ada.

Mungkin Tuhan sekarang ini sedang memeliharaku agar aku tumbuh menjadi kuat, karunia cinta diturunkan-Nya padaku untuk mencintai dia, dan dengan cinta itu aku dipaksa untuk tumbuh kuat. Karena sepertinya cinta itu merupakan pupuk yang paling ampuh yang dapat membuat seorang manusia terbentuk menjadi sabar dan kuat.

Dengan cinta membuat kita menghargai, menerima apa adanya dan tidak memaksa sehingga pondasi kesabaran dapat tersusun. Dengan kepergian cinta pun membuat kita jatuh dan memaksa kita harus bangun dari jatuh itu dan mengobati lukanya, yang akhirnya akan tumbuh kekuatan baru untuk berjalan meniti hidup.

Pemikiran tersebut timbul saat aku lalui hari dengan tidak ingin memikirkan perasaan yang sedang aku rasakan kepadanya. Aku merasa bodoh membohongi diri sendiri. Aku tau bahwa sebenarnya aku cinta dia…
Tapi berat rasanya mengakuinya, sampai aku merasa air mata ini tak mampu keluar dan hanya tergenang di kelopak mata….
Lelah menjaga perasaan dan membohongi diri sendiri, aku memang munafik……

Aku ga mau jadi orang munafik….
Sesak rasanya menahan sesuatu yang ingin keluar dari hati, sampai akhirnya………

Saat malam tiba dan aku tau dia akan pergi……
Aku yakinkan hati dan kuatkan diri, aku harus beri tau dia akan isi hati ini.
Hanya bermodalkan keberanian, aku ungkapkan rasa itu dengan sebuah pesan

“gw sayang sama loe…”

Saat itu serasa langit-langit kamarku runtuh setelah aku ungkapkan rasa itu kepadanya. Takut dan malu bergejolak saat itu, hanya sesak yang selama ini kurasakan hilang sekejap. Aku dapat bernafas dan air mata yang tak bisa keluar itu tiba-tiba menetes seketika. Aku tak percaya apa yang udah aku sampaikan kepadanya. Aku menyatakan perasaan kepada laki-laki yang aku cintai, bagaimana bisa? Aku hanya terheran-heran… ternyata aku bisa…

Tuhan, aku lega…… aku seperti berada di padang rumput hijau yang luas dengan udara sejuk yang dapat kuhirup dengan puas. Ku berlari-lari dan teriak lepas tanpa ada sesuatu yang menghalangiku. Inikah kepuasan dari sebuah keberanian?

Ternyata aku merasakan ketulusan setelah aku ungkapkan perasaan ini kepadanya. Tulus benar-benar sayang dia, walaupun aku tidak tau bagaimana perasaan dia terhadapku.
Tak peduli, aku hanya ingin menyampaikan rasa ini kepadanya.

Tapi tidak munafik, aku takut saat nanti aku tau kalo dia tidak menyayangi ku.
Resiko…… ini resiko yang harus aku jumpai nanti. Aku sudah berani melakukan, berarti aku berani bertanggung jawab atas apa yang aku lakukan.
Saat ini aku sudah lega karena dia sudah tau perasaanku, dan saat ini juga aku sedang menyiapkan obat dan kekuatan untuk mengobati luka yang akan timbul saat aku jatuh nanti. Tapi buatku ini karunia terbesar bisa mencintai dia, karena kalaupun aku terluka karena perasaanku kepadanya, maka nanti aku akan menjadi manusia yang lebih kuat daripada sekarang ini.

Aku tak mengharapkan apa-apa darinya, aku hanya ingin dia tau apa yang aku rasa. Kalaupun Tuhan sudah mempertemukan aku dengan dia, itu merupakan karunia, dan aku tidak pernah menyesal walaupun aku tidak akan pernah memiliki dan dimiliki olehnya. Aku hanya ingin lihat dia bahagia dengan dunia yang dia punya…
Mungkin aku tidak bisa berjalan disampingnya, tapi aku akan tetap berjalan dibelakangnya. Sehingga sewaktu-waktu dia terjatuh aku dapat membantunya bangun, saat dia sendiri aku bisa temani dia untuk saling berbagi, itu sudah cukup….
Aku sadar akan keadaanku dan keadaannya, jadi kujalani ini apa adanya tanpa harus memaksakan sesuatu dan apa pun.
Sampai saat inipun aku tidak tau bagaimana perasaannya terhadapku… sepertinya lebih baik aku memang tidak tau.

Biarlah…… biar kutunggu semua jawabannya dengan waktu yang akan terus berjalan ini dan sampai Sang Pemberi cinta akan memberi dan menemukanku dengan cinta yang tepat.
Aku tidak pernah lelah untuk merasakan bahagia dan sakitnya cinta… karena dengan itu aku tau bahwa Tuhan menyayangi umat-Nya.

(selasa malam, 19 Juni 2007)

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Gw bangettttt,..

Huhu qt lagi senasib niyyy

Ika Nuri mengatakan...

pernah merasakannya juga ya? he he he

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.