Minggu, Maret 23, 2008

Hidup ku dimulai di usia 10 tahun

Diibaratkan aku sebuah buku yang masih bersih dan putih belum ada coretan yang tergores di kertasnya. Pada usia 10 tahun kertas pada buku itu sudah mulai ada goresan dengan warna tinta yang beraneka ragam warna. Diawali dengan peristiwa keluarga yang cukup berat aku alami, harus melihat sekaligus menjadi saksi hidup perpisahan ayah dan bunda. Pengkhianatan, perselingkuhan dan kehancuran aku alami di usia dini, yang menyebabkan aku dipaksa tumbuh di keadaan yang menuntut untuk berbesar hati dan dewasa sebelum waktunya. Tak menyesali dengan keadaan yang ada, toh sampai sekarang ini pun aku masih hidup sehat, tidak kurang cinta dari keluarga dimana sang bunda memainkan dua peran dalam kehidupan. Rokok menjadi sahabat sejati kedua setelah buku dan pensil yang selalu kubawa kemana-mana, saat duduk di bangku kelas 3 SMP aku sudah kenal dengan rokok, masih kucing-kucingan dengan sang bunda dengan kebiasaanku yang satu ini. Aku menjalani kehidupan sama seperti anak-anak yang lain dengan bonus banyak pengalaman hidup, mulai meninggalkan aksen anak-anak dan masuk ke tingkat remaja yang biasa di sebut ABG aku mengenali cinta. Sebut saja cinta pertama, aku berpacaran saat mulai masuk SMA dengan seorang pria dewasa. Saat itu juga aku merasakan apa itu ciuman dan dicium oleh lawan jenis. Mengenai sakit hati dan kehilangan buatku tidak terlalu berat karena aku sudah terbiasa merasakan itu. Makin meningkat, tidak hanya rokok saja, minuman beralkohol pun sudah pernah ku icip di usia yang masih cukup muda, mengenali dengan baik beberapa obat terlarang yang secara beberapa teman-teman menggunakan barang setan itu. Aku kenal baik barang setan tapi aku tidak mencintai barang setan itu. Yaaa... bisa dibilang aku main dengan perampok bukan berarti harus ikutan jadi perampok khan?
Aku pikir-pikir mungkin kalau saja orang tua ku tidak pisah, pengalaman hidup yang hebat ini tidak mungkin ku alami. Menyenangkan mengetahui kesulitan hidup lebih cepat, serasa aku melihat pemandangan alam yang luas di atas puncak gunung, alam yang megah tanpa batas. Tidak ada niat menyalahkan siapapun dan apapun yang menyebabkan aku mengalami semua ini. Jalani saja seperti air mengalir, terus bermimpi dan berharap, selalu ingin bangun pagi untuk mendapatkan kejutan-kejutan hidup baru yang akhirnya nanti impian ku hidup dengan ayah dan bunda, memiliki rumah nyaman dan sejuk dengan banyak pohon dan ada perpustaakan buku mini, makin pandai menulis dan mendapatkan teman hidup yang halal akan menjadi nyata.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

"Aku pikir-pikir mungkin kalau saja orang tua ku tidak pisah, pengalaman hidup yang hebat ini tidak mungkin ku alami."

I prefer "..., pengalaman hidum yang hebat ini mungkin tidak ku alami."

x8

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.