Sempat tak percaya saat aku tahu keadaanya sebenarnya. Aku tak menjauhi dan mengecilkannya, namun kekagumanku tumbuh saat tahu bagaimana seorang sahabatku ini menjalani kehidupannya untuk melaksanakan tanggung jawabnya sebagai seorang ayah dari seorang istri dan lima anaknya seorang diri untuk membahagiakan mereka.
Dia mencintai istri dan anak-anaknya.
Aku bisa merasakan bagaimana berat tanggung jawabnya, hanya sampai saat ini aku mengenalnya, aku tak pernah melihat kesusahan dan keberatan dari tanggung jawab yang dia emban. Tulus dan ihklas terlihat dalam setiap senyuman dan tawanya. Bahkan saat keadaan sedihnya pun dia tetap kuat.
Aku memang tidak pernah tahu lebih dalam apa yang dia rasakan. Hanya yang aku tahu adalah sesulit apapun keadaan yang sedang dia hadapi, maka dia akan simpan dalam-dalam rasa sedih dan rasa tak keberadayaannya didalam hati, lalu selanjutnya dia akan tersenyum kembali. Entah sehancur apa saat dia sedang dalam masa sulit, tapi rasanya dia merupakan manusia yang cukup tegar dan kokoh.
Dipundaknya menanggung kehidupan dari 6 orang yang dia cintai dan sayangi. Seorang suami dan seorang ayah yang hangat dan penuh perhatian di setiap waktu sehingga sekalipun dia harus bekerja mati-matian dan meninggalkan istri dan anak-anaknya, namun keharmonisan hubungan mereka tetap terlihat dan terasa yang ternyata merupakan suatu spirit dan semangatnya untuk dapat bertahan dan tetap kuat.
Terkadang aku merasa iri. Andaikan saja ayahku sama sepertinya, mungkin saat ini aku tidak merasa kehilangan dan sendiri. Aku akan tetap bisa tersenyum dan merasakan hangat cinta ayah walaupun kita tak hidup bersama.
Kadang aku mencuri suasana kehangatan yang dimiliki sahabatku dengan keluarganya itu untuk menyembuhkan rasa rindu ku pada ayah. Sedikit-sedikit aku belajar untuk bisa kuat dan tegar seperti sahabatku yang selalu dapat tersenyum dan selalu positif dalam menilai apapun. Sikap optimisnya tak pernah habis untuk meniti waktu dan hari-harinya, sehingga sesulitnya apapun cobaan yang menghampirinya, hanya senyuman yang terhias di wajahnya.
=untuk seorang sahabat yang aku cintai=
Bekasi, 22 September 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar