Minggu, September 23, 2007

Kejujuran

Sesungguhnya memang hati ini masih berat untuk terima kenyataan yang ada. Kehilangan memang tidak mengenakkan, apalagi kehilangan orang yang sangat kita sayangi.

Dia merupakan orang yang pertama yang menciptakan sebuah impian membina hidup baru, mempunyai keluarga dan anak-anak dari sebuah hubungan pernikahan didalam hati dan pikiranku. Saat itu aku merasakan sesuatu yang lain, ada perasaan siap dan perasaan takut. Hanya dengan didasari niat yang tulus yaitu sayang, akhirnya aku berkata “Iya” dimalam pertama Bulan Ramadhan 1 tahun lalu setelah menjalankan Ibadah sholat tarawih, saat itu dia mengucapkan kata-kata dan ajakan untuk bisa hidup bersama.

Perih hati ini apabila kenangan itu terlintas, apalagi Bulan Ramadhan kali ini aku merasakan sendiri tanpanya. Atmosfir yang sangat menyayat hati karena kenangan itu selalu telintas. Waktu ibadah sahur, buka puasa dan sholat tarawih merupakan saksi yang setiap tahun akan datang padaku untuk mengenang masa indah itu yang kini hanya menjadi kenangan kelabu yang harus bisa ku kubur dan simpan dalam-dalam di dalam hati ini.

Satu tahun telah berlalu perpisahan ini, walaupun saat ini sudah ada seseorang yang berdiri didepan pintu hatiku, hanya aku tetap tak bisa melupakan dia orang pertama yang telah mengajakku menikah.

Sepertinya masih berat untuk melupakan dan mencari penggantinya. Kalaupun ada kutemukan orang tepat untuk menggantikan posisinya, tetapi tetap tak bisa kumiliki orang itu karena statusnya memang sudah tak bisa kumiliki. Perih hati ini untuk terima semua keadaan yang ada. Rasa dilema yang menyelimuti hati sehingga tidak tahu harus bagaimana. Mencoba untuk membuka hati untuk orang lain pun rasanya masih berat.

Aku masih menyayangi dia dan aku pun menyayangi laki-laki itu …

Nasehat dari orang kusayangi itu adalah aku harus sabar. Ya benar sekali, dengan sabar itu aku akan kuat, dan nantinya akan menemukan laki-laki yang mewujudkan kembali impian ku yang hampir terkubur ini dan menghilangkan rasa sesak ini saat terkadang aku mengingat dia dan laki-laki itu.


Can’t Take That Forever Love…

Tidak ada komentar:

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.