Minggu, Agustus 12, 2007

Rindu Untuk Ayah Nuri...

Aku berharap dalam hatinya tetap ada ruang tempat aku bertahta, aku hanya berharap di dalam ketidakmampuannya ada kasih dan sayangnya yang tetap tersisa untukku. Aku tahu ini memang berat untukku dan berat untuk Ayah, tapi mungkin memang ini jalan yang terbaik yang diberikan oleh Tuhan untukku.

Rasa rindu ini tidak pernah habis dari 13 tahun lalu sejak kita berpisah. Semua kenangan manis maupun duka tetap terjaga didalam hati dan memoriku. Sulit aku menyentuh langsung sosok Ayah yang sangat aku sayangi, hanya dengan doa dan harapan yang membuat aku kuat dan menyembuhi setiap rasa rinduku padanya. Sehatnya adalah kebahagiaanku, sakitnya adalah kesedihanku. Tapi aku bisa apa ?
Hanya dari kejauhan aku merasakan rindunya dan itupun mungkin hanya harapan hampaku untuk menyenangkan hati sementara.

Seorang teman berkata padaku, ‘ini lakonmu, De. Lakon yang harus kamu jalani untuk mendapatkan kehidupan yang terbaik yang telah di berikan oleh Tuhan’.
Aku tidak pernah menyesal dan kecewa kepada Tuhan dengan apa yang Dia sudah berikan kepadaku. Karena aku yakin Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya. Mungkin aku umat-Nya yang masih mampu menjalani semua ujian-Nya untuk menjadi manusia mulia untuk kehidupanku ini.

Rinduku selalu ada untuk Ayah… Sayangku selalu ada untuk Ayah… Walaupun aku tidak dapat bersamanya dan menemaninya, aku tetap ada untuk Ayah. Sampai kapan pun aku tetap menunggu……

Ayah, aku tak punya apa-apa saat ini, hanya rasa sayang ku yang tak pernah habis untukmu. Aku sendiri merasakan rasa rindu ini, dan aku sendiri yang mengobatinya.


Ayah, di Tepian Ini

Ayah memang tak pernah
Janjikan sesuatu
Saat pergi
Menjauh dari tepian

Tapi kulihat yang dibawanya
Kali ini memang
Aku hanya bisa menatapnya

Maaf Ayah,
Raga kecil ini
Belum sanggup tuk kurangi
Aliran keringatmu

(Jamal Rahman, 2007)
Kukutip puisi ini dari buku seorang teman, bagiku tulisan ini terbaik sebagai pemberian untuk Ayah.
Sampai kapan pun aku mencintai Ayah...


Agustus, 2007

Tidak ada komentar:

Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.