Sampai saat ini rasa sakitnya masih terasa dan tidak bisa hilang…
Ayahku pergi saat umurku 10 tahun. Aku ini adalah anak kesayangannya dan akupun sangat menyayanginya. Ayah selalu menomor satu kan aku, dari hal kecil sampai hal besar dia selalu memperhatikan aku. Sehingga rasanya tidak rela kalau aku nanti nya punya adik, agar sayang ayah tidak terbagi dengan yang lain. Berharap hanya ada aku dan bunda didalam hatinya.
Memang manusia hanya bisa merencanakan dan mempunyai harapan, hanya kenyataannya kadang jadi berbeda. Aku kehilangan ayah disaat sangat membutuhkannya. Kepergiannya yang tiba-tiba membuatku terpukul dan sakit. Rasa itupun masih terasa sampai saat ini. Kecewa, bimbang dan kesepian.
Saat kesepian itu datang aku hanya bisa mengenang masa-masa indah bersamanya. Saat tengah malam mataku tak bisa terpejam, aku hanya bisa menangis dengan kesendirian ku meratapi apa yang sudah terjadi dalam hidup. Dalam hati hanya berkata “mungkin kalau ayah masih ada bersamaku, aku tidak akan pernah merasakan sepi,”
Ternyata TUHAN berkehendak lain…
Ayah pergi meninggalkan aku dan bunda tanpa meninggalkan sesuatu yang dapat kita tengok nantinya. Dia pergi dengan seseorang yang dapat menggantikan kedudukan aku dan bunda didalam hati ayah. Ayah mempunyai pilihan saat itu, hanya ternyata tidak memilih aku dan bunda. Sehingga suasana rumahpun menjadi dingin…
Kalaupun ayah meninggal dunia itu masih lebih baik untukku dan untuk bunda, karena aku dan bunda dapat tetap mengunjungi makamnya. Saat rindu nanti, aku dapat datang ke makamnya, merawat dan menjaga makamnya. Tapi sekali lagi kenyataan berkata lain…
Tidak makamnya, tidak nisannya… karena dia masih hidup. Dia hanya pergi, tidak untuk bersamaku lagi. Entah didalam hatinya, apakah masih ada ruang tempat aku dan bunda bertahta?
Aku rindu dia tapi aku juga sakit…
Sekarang sudah 12 tahun aku rasakan sakitnya, bagaimana caranya aku menyembuhkan sakit ini?
Januari 2006
Ayahku pergi saat umurku 10 tahun. Aku ini adalah anak kesayangannya dan akupun sangat menyayanginya. Ayah selalu menomor satu kan aku, dari hal kecil sampai hal besar dia selalu memperhatikan aku. Sehingga rasanya tidak rela kalau aku nanti nya punya adik, agar sayang ayah tidak terbagi dengan yang lain. Berharap hanya ada aku dan bunda didalam hatinya.
Memang manusia hanya bisa merencanakan dan mempunyai harapan, hanya kenyataannya kadang jadi berbeda. Aku kehilangan ayah disaat sangat membutuhkannya. Kepergiannya yang tiba-tiba membuatku terpukul dan sakit. Rasa itupun masih terasa sampai saat ini. Kecewa, bimbang dan kesepian.
Saat kesepian itu datang aku hanya bisa mengenang masa-masa indah bersamanya. Saat tengah malam mataku tak bisa terpejam, aku hanya bisa menangis dengan kesendirian ku meratapi apa yang sudah terjadi dalam hidup. Dalam hati hanya berkata “mungkin kalau ayah masih ada bersamaku, aku tidak akan pernah merasakan sepi,”
Ternyata TUHAN berkehendak lain…
Ayah pergi meninggalkan aku dan bunda tanpa meninggalkan sesuatu yang dapat kita tengok nantinya. Dia pergi dengan seseorang yang dapat menggantikan kedudukan aku dan bunda didalam hati ayah. Ayah mempunyai pilihan saat itu, hanya ternyata tidak memilih aku dan bunda. Sehingga suasana rumahpun menjadi dingin…
Kalaupun ayah meninggal dunia itu masih lebih baik untukku dan untuk bunda, karena aku dan bunda dapat tetap mengunjungi makamnya. Saat rindu nanti, aku dapat datang ke makamnya, merawat dan menjaga makamnya. Tapi sekali lagi kenyataan berkata lain…
Tidak makamnya, tidak nisannya… karena dia masih hidup. Dia hanya pergi, tidak untuk bersamaku lagi. Entah didalam hatinya, apakah masih ada ruang tempat aku dan bunda bertahta?
Aku rindu dia tapi aku juga sakit…
Sekarang sudah 12 tahun aku rasakan sakitnya, bagaimana caranya aku menyembuhkan sakit ini?
Januari 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar