Sabtu, Januari 11, 2014

Muncul Kembali

Setelah 2 tahun saya tidak masuk ke dalam rumah tulis ini, rasa kaku, bingung, dan dungu muncul, hanya bengong di depan laptop melihat banyak perubahan di dalam rumah sehingga saya bingung harus dari mana untuk memulainya lagi.

Saya harus menguncapkan terima kasih kepada sahabat yang sudah membangunkan roh saya untuk kembali ke rumah tulis ini. Emosi ini membangunkan saya untuk masuk dan menyimpannya dengan baik dan sopan agar tetap dapat saya nikmati suatu hari nanti kelak.

Terima kasih, Pluk! Mari kita kembali menulis bersama dan membaca bersama.

Sabtu, April 16, 2011

Berita Foto: Berbagi Untuk Sehat


Foto ini sudah dipublikasikan oleh Kabar Indonesia (www.kabarindonesia.com), Senin, 11 April 2011.

Pengobatan gratis untuk seribu warga di Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, dilakukan pada tanggal 8 April 2011 yang didukung oleh tim dokter Kalbe sebagai tanda peduli akan kesehatan masyarakat, serta untuk memeringati Hari Kesehatan Indonesia.

Berita Foto: Tawa Anak Bangsa


Foto ini sudah dipublikasikan oleh Kabar Indonesia (www.kabarindonesia), Sabtu, 9 April 2011


Semangatnya tergambar pada gurat wajah bahagia dan tawa lepas saat mengikuti permainan gerak tubuh pada acara Dongeng Anak bertema tentang Kebersihan.

Pengobatan Gratis Ribuan Warga Lebak Parahiang





Tulisan ini sudah dipublikasikan oleh Kabar Indonesia (www.kabarindonesia.com) di rubrik Kesehatan, Selasa, 12 April 2011.



Desa Lebak Parahiang merupakan salah satu desa yang terdapat pada Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Jumlah penduduknya mencapai 1,2 juta jiwa, di mana 53 % penduduknya berada di bawah garis kemiskinan.

Lokasinya yang terletak cukup jauh dari pusat kota membuat desa ini menjadi salah satu desa terpencil yang berada di Kecamatan Leuwidamar, yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan berkebun.

Desa Lebak Parahiang juga terletak tidak jauh dari desa Kanekes yang lebih dikenal dengan pemukiman Suku Baduy. Di mana yang kita ketahui bahwa kondisi alam di sana masih sangatlah asri dan alami. Belum banyak fasilitas-fasilitas umum yang tersedia secara lengkap di sana, sehingga masih banyak hal yang sifatnya terbatas dan tidak maksimal yang dapat digunakan oleh warganya.

Meskipun kondisi alamnya yang sangat asri, namun sulitnya mendapat air bersih di Desa Lebak Parahiang menjadi salah satu persoalaan penting yang berpangaruh kepada kelangsungan hidup warga, khususnya persoalan kesehatan.

Sulitnya mendapat air bersih di desa Lebak Parahiang menjadi salah satu penyebab timbulnya keluhan penyakit pada masyarakat, antara lain diare, sakit kulit, sampai dengan infeksi pernapasan atas (ISPA). Kondisi perekonomian masyarakatnya yang relatif sangat minim membuat mereka berpikir dua kali untuk datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk berobat. Mereka lebih memilih mengobatinya dengan cara tradisional dan menggunakan jasa tabib yang biayanya relatif lebih murah dibandingkan harus datang ke Puskesmas atau rumah sakit.

Melihat kondisi warga Lebak Parahiang yang cukup memperihatinkan tersebut membuat banyak kalangan yang peduli akan kondisi dan keadaan warga di sana. Salah satunya adalah Kalbe Farma bersama para tim dokter melakukan kegiatan pengobatan gratis untuk 1000 warga yang berada di desa Lebak Parahiang tepat pada tanggal 8 April 2011 lalu.

Sekitar 16 dokter yang tergabung pada Program Kalbe Farma memeriksa kesehatan para warga setempat, dan lebih dari 100 jenis obat-obatan yang disediakan juga untuk warga dan akan diberikan sesuai dengan keluhan sakit yang diderita.

Acara ini berlangsung dimulai dari pagi hari sampai sore hari, program pengobatan gratis ini disambut dengan suka cita oleh warga, yang ditandai dengan banyaknya partisipasi warga yang datang berobat untuk menyembuhkan keluhan penyakit-penyakitnya.

“Melalui kegiatan ini kami berharap masyarakat lebih peduli akan kesehatan dan menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan,” ujar dr. Karta Sadana sebagai Deputy Director Medical PT Kalbe Farma Tbk. yang ditemui di kantor Kecamatan Leuwidamar tempat lokasi pengobatan gratis berlangsung.

“Kalbe sangat peduli akan kesehatan dan kesejahteraan warga kurang mampu,” ujar Neti M. Cahyaningrum sebagai Corporate Social Responsibility Manager PT Kalbe Farma Tbk yang ikut serta dalam acara pengobatan 1000 warga Lebak Parahiang, Banten.

Beliau berharap semoga banyak kalangan lainnya pun peduli akan kondisi saudara-saudara kita yang berada di Banten, khususnya untuk saudara-saudara kita yang tinggal di daerah pedalaman. Dengan begitu kesehatan dan kesejahteraan warga pun bisa menjadi lebih baik dan berkelanjutan.

Hijaukan Bumi, Warga Pasirsari Tanam Pohon

Tulisan ini sudah dipublikasikan oleh Kabar Indonesia (www.kabarindonesia.com) di rubrik Lingkungan Hidup, Sabtu, 9 April 2011.



Global warming
merupakan suatu peringatan kondisi alam yang sudah tidak stabil sebagaimana mestinya, ditandai dengan adanya perubahan cuaca yang sangat ekstrim, dan suhu yang meningkat. Hal ini merupakan perubahan kondisi alam yang serempak terjadi di semua negara yang ada di dunia, tidak terkecuali Indonesia.

Negara kita ini merupakan salah satu negara yang menjadi paru-paru dunia, memiliki populasi hutan yang masih terbilang banyak dibanding dengan negara-negara lainnya. Namun hal tersebut tidak membuat negara dan masyarakat kita bebas dari Global Warming. Pelestarian alam dan lingkungan pun menjadi salah satu agenda utama pemerintah yang harus dilakukan demi kelangsungan hidup bersama.

Peran serta masyarakat, perusahaan-perusahaan, serta pemerintah dalam menanggulangi Global Warming ini cukup aktif dan kreatif. Terlihat dengan banyaknya pengetahuan mengenai Global Warming dan cara penanggulannya yang disosialisasikan pada semua masyarakat mencakup semua kalangan, serta program-program pelestarian lingkungan pada lingkungan area umum, tempat bekerja, sampai dengan tempat tinggal.

Dengan konsep program pelestarian lingkungan yang beraneka ragam dan penuh kreatif dari masyarakat dan orang-orang pecinta lingkungan membuat program penanggulangan Global Warming ini bukanlah sebagai hal yang memberatkan, namun menjadikan masyarakat dan pihak yang terkait dapat lebih menghargai alam dan lingkungan dengan bijaksana.

Salah satu kegiatan pelestarian dan penghijauan lingkungan ini dilakukan oleh warga Desa Pasirsari yang berlokasi di Cikarang. Selain lokasi pemukiman warga Pasirsari yang tidak terlalu jauh dengan kawasan industri, hal utama yang lainnya yang membuat para warga melakukan kegiatan pelestarian ini karena kondisi alamnya sangat gersang dan panas.

Di sini warga tidak sendirian dalam melakukan penghijauan pemukiman, warga dibantu oleh Nurani Dunia selaku yayasan pengembang masyarakat, Kalbe Berbagi yang ikut serta mencanangkan program “Go Green” untuk melestarikan lingkungan di sekitar kawasan industri, serta banyak pihak lainnya yang turut memberikan kontribusinya membantu para warga dengan memberikan pengetahuan dan wawasan untuk menanam atau bercocok tanam lebih baik agar pohon-pohon yang mereka tanam tidak cepat mati.

Kegiatan ini dinamakan Pasirsari Menanam, di mana warga Desa Pasirsari seluruhnya melakukan penanaman pohon di area tempat tinggalnya. Diawali dengan menanam pohon di halaman rumah, area perkebunan, sampai dengan menanam pohon di pinggiran jalan-jalan yang berada di lingkungan Desa Pasirsari.

Agar program penanaman pohon ini berhasil, maka warga pun diberikan pengetahuan dan wawasan mengenai bagaimana caranya menanam atau bercocok tanam dengan baik. Sehingga pohon-pohon yang ditanam yang kebanyakan jenis pohonnya adalah pohon buah-buahan ini bisa tumbuh dengan bagus dan berbuah nantinya. Jadi dengan begitu menambah manfaat untuk para warga setelah mendapat hasil panen dari pohon buah tersebut.

Ada 19 RT yang ikut serta pada kegiatan Pasirsari Menanam ini, paling sedikit 200 kepala keluarga di setiap RT-nya yang melakukan kegiatan menanam pohon. Sehingga bisa dibayangkan bagaimana hasilnya nanti pohon-pohon yang sudah ditanam warga akan tumbuh dan membuat wilayah Pasirsari menjadi hijau dan asri.

Hal tersebut merupakan harapan warga Pasirsari yang ingin lingkungannya menjadi lingkungan yang lebih hijau. Pihak dari Nurani Dunia membantu menyediakan bibit pohon sesuai dengan yang diusulkan oleh warga di Pasirsari.

Kerjasamanya dengan berbagai pihak untuk memberikan wawasan menanam pohon kepada warga ini diharapkan sebagai awal kegiatan yang memberikan banyak manfaat bagi warga. Bukan hanya program penghijauan, namun dapat menjadi kegiatan pengembangan warga di Pasirsari secara berkelanjutan. (*)

Jumat, April 10, 2009

Senyumnya...

aku lahir dari rahim wanita yang sangat kuat
Dia memberikan aku kehidupan
Dia memberikan aku kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup
Aku besar diasuh dan pelihara oleh wanita yang tidak pernah mengeluh
Sesulit apapun kehidupan dia tidak pernah putus asa
Tetap berjalan menjalani kehidupan mendampingiku

Aku tahu dia menderita karena ayahku
Tapi dia tetap saja setia menemani aku
Dia tetap menunjukkan semangat hidupnya buat aku


Susah, sedih, duka dia jalani dengan senyum
Aku merengek dia tersenyum
Aku berkeluh dia tersenyum
Aku membentak dia tersenyum
Tersenyum selalu tersenyum

Tangisnya tertutupi oleh senyumnya
Dukanya tertutupi oleh senyumnya
Sakitnya tertutupi oleh senyumnya

Selama aku hidup bersama denganmu Bunda
Aku hanya ingin ucapkan maafkan aku, terima kasih bunda, dan aku sayang bunda

9 April 2009

Rabu, Februari 04, 2009

Lelakiku

Postur tubuh oke, tinggi badan dan berat badan yang cukup ideal, hanya ada tambahan sedikit aksen perut buncitnya, tapi itu juga tidak mengurangi kegagahannya. Memiliki wajah yang cukup tampan, yang lebih tepat rupanya manis. Dengan kacamatanya yang memberikan kesan lebih matang dari usia yang dimilikinya.

Pembawaannya tenang dan tidak banyak bicara memberikan kesan misterius. Senyumnya memberikan kehangatan dan sangat bersahaja. Pandangan matanya yang tajam memberikan kesan pemerhati dan serius.

Sederhana dan apa adanya. Mudah menyesuaikan diri dan selalu menempatkan dirinya sesuai dengan ruang lingkup yang sedang dimasukinya. Kedewasaannya menutipi jumlah usia yang dia miliki. Karismatik yang dimilkinya memantulkan kebijaksanaan.

Dia yang menerima aku apa adanya. Menerima semua kekurangan yang ada sejak pertama kali aku menunjukkan batang hidungku didepannya. Keseleboran dan sikap cuek sudah menjadi welcome meeting saat pertama kali aku dan dia bertemu.

Dia tidak berubah setelah pertemuan pertama kali, Tidak menjauh dan tidak melarikan diri juga. Dia mengulangi lagi, datang, menyapa dan bercengkrama, sampai akhrinya bisa berjalan bersama. Makin lama makin lebih mengenalnya, dan dia pun tidak berubaha. Tetap begitu, tetap hangat, dan tetap menyenangkan.

Sampai saat berjalan bersama, mulai ada perubahan. Dia semakin memperhatikan, semakin hangat, dan semakin menyenangkan. Semakin dan semakin…..

Kata orang tua dulu bahwa tak kenal maka tak sayang. Berbeda denganku, aku kenal lalu aku sayang maka aku mulai mengenalinya lebih jauh.

Cukup khawatir saat menerima semua perhatiannya, khawatir akan keadaannya yang mabuk atau buta saat memberikan semuanya itu kepadaku. Kukira memang dia buta atau sedang sakit otak, tapi ternyata tidak, dia luar biasa sehat jasmani dan rohani, tapi entah setan apa yang merasukinya. Tapi ternyata tidak juga, dia sehat dari pengaruh apa pun, tidak minuman yang memabukkan maupun pengaruh setan.

Cukup tidak percaya ada laki-laki sesempurna itu mencintai diri ini. Jelas, dari awal sudah tidak ada hal yang bagus tertampil dimatanya, kekurangan dan kejelekan diri ini yang selalu dia dapat dari awal pertemuan. Tapi entah kenapa laki-laki ini tetap saja dengan pendiriannya yang menyukai dan mencintai jiwa dan raga ini.

Keraguan ini berangsur berkurang dengan sikapnya yang berubah yang semakin memberikan perhatian dan keseriusannya. Serius yang mengasihi dan mencintai diri ini yang banyak memiliki kekurangan.

Diri ini merasa lebih kuat, karena dihargai dengan sangat olehnya. Tidak menilai dari segi kemasannya, melainkan dia masuk kedalam jiwa, menyelami dan mengerti jiwa ini, sehingga apapun kondisi dan keadaan jiawa ini dia terima dengan baik.

Dia mengerti ketakutanku, dia mengerti kekhawatiranku, dia mengerti kesulitanku dan dia mengerti kekuranganku, sehingga diri ini pun tentram dan tenang.

Lelaki ini adalah lelaki pujaan kaum hawa. Beruntung bagi sang hawa yang mendapatkan dirinya dan dimiliki olehnya.Salah satu hasil karya Gusti Nan Agung yang memberikan ketenangan dan ketentraman hidup.


Gadis yang bahagia
Bekasi, 3 Januari 2009

Mencintai Dicintai

Dengan dicintai kita menjadi orang yang sangat bahagia
Dengan disayangi kita menjadi orang yang sangat dihargai
Dengan dilindungi kita menjadi orang yang sangat aman dan tenang

Mencintai orang yang mencintai kita merupakan kebahagiaan
Menyayangi orang yang menyayangi kita merupakan kebersamaan
Melindungi orang yang melindungi kita merupakan saling menjaga

Saling berbagi
Memberi dan menerima
Tidak memaksa dan dipaksa
Jujur dan percaya
Berbeda namun seiring
Saling mengerti, maka kebersamaan akan utuh

3 Januari 2009

Naskah Kehidupan

Setiap bayi atau anak yang lahir, mereka membawa pesannya masing-masing. Membawa suatu naskah yang akan menjadi cerita hidupnya nanti, dengan modal rejeki, kesehatan, jodoh dan kematian yang sudah diberikan Tuhan kepadanya, dan tiap anak berbeda yang dimilikinya.

Anak itu menjadi manusia, menjalani hidupnya dengan naskah yang sudah disiapkan Sang Pencipta. Tuhan selalu adil dan baik kepada manusia. Dia tidak menciptakan manusia sendiri untuk menjalani naskah kehidupan, hingga akhirnya saat waktunya datang, Tuhan mengutus dan memberikan suatu kepercayaan kepada manusia dengan dipertemukannya manusia itu dengan pasangannya. Tuhan memberikan kepercayaan kepada manusia itu untuk menjalani kehidupannya berdua dengan pasangannya sampai nanti kepercayaan itu akan melahirkan sebuah pesan baru untuk kehidupan. Sehingga kehidupan itu tetap berlangsung dengan cerita baru dengan tujuan yang sama yaitu menuju kebaikan.

Manusia menjalani kehidupannya untuk mendapatkan hal yang pasti. Siang dan malam, sakit dan sehat, kaya dan miskin, hidup dan mati, merupakan beberapa hal yang pasti yang ada dalam kehidupan. Manusia harus menjalani untuk mendapatkan kepastian tersebut,

Manusia adalah pemain serta pemeran film. Memerankan cerita kehidupannya dengan naskah yang sudah diberikan Tuhan.

Tuhan tidak pernah memberikan naskah yang jelek, hasil film kehidupan itu bagus atau jelek tergantung dengan lakon dan improvisasi manusianya sendiri. Manusia yang bertanggung jawab akan kehidupan yang dijalaninya. Tinggal manusianya lah yang menentukan kepastian yang ada dalam kehidupan yang akan dipilih, karena inti kehidupan yang dijalani sekarang ini adalah untuk menuntun manusia menuju kebaikan kekal pada kehidupan kelak yang akan datang.

Rabu, November 19, 2008

Bookfair 2008 & IndoComtech

Jum’at (14 Nov 08), hari saya cuti kerja. Cuti legal, dengan ijin yang diajukan ke Ibu Bos mengurus kartu ATM yang tanggal berlakunya sudah masuk masa expired. Jum’at pagi, pukul 06.30 WIB saya sudah sampai di kantor site Cikarang. (Loh kok, ngantor? Bukannya cuti?).

Karena satu dan lain hal, saya pun mampir dulu ke kantor yang di Cikarang, kebetulan juga bank yang mau saya tuju itu di daerah Cikarang juga, jadi ya sekalian saja. Sambil menyelam minum air, begitu kata orang-orang pada umumnya.

Selesai semua urusan di kantor site Cikarang, saya pun beranjak ke tujuan kedua yaitu Bank Mandiri untuk urus kartu ATM. Tepat pukul 11.00 WIB saya meninggalkan kantor. Kurang lebih satu jam setengah saya di Bank Mandiri. Setor uang dan menunggu antrian bertemu dengan Customer Servicenya untuk tukar kartu ATM Mandiri.

Setelah urusan utama pun terselesaikan, saya tidak langsung pulang ke rumah seusai urusan dari Bank Mandiri. Keluar dari Bank, saya meluncur ke shuttle bus Cikarang. Shuttle yang menyiapkan armada bus dengan tujuan Cikarang – Blok M, lewat Komdak. Saya naik bus setelah kurang lebih menunggu 10 menit di shuttle dengan makan 3 potong kue untuk ganjal perut yang lapar, karena pagi tidak sarapan dan siangnya belum makan siang.

Jum’at (14 Nov 08), merupakan hari ketiga pameran BookFair 2008, Games dan IndoComtech yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta. Tidak mungkin saya melewat event ini, oleh karena itu akhirnya disempatkanlah datang seusai menyelesaikan semua urusan yang ada.


Bookfair 2008

Cuaca siang hari itu cukup bersahabat, berawan, tidak ada terik panas matahari. Saya turun dari bus Cikarang dan berjalan melintasi shuttle busway Polda Bawah sampai gerbang pintu Gelora Bung Karno dan menuju ke JCC dengan menggunakan jasa ojek. Di sepanjang jalan saya melihat orang lalu lalang yang menuju JCC dan pulang dari JCC. Parkiran pun terlihat padat, jejeran mobil sudah tertata rapi tanpa ada celah, memadati lahan parkiran JCC.

Turun dari ojek, saya pun langsung menuju lobby gedung. Tidak langsung masuk kedalam area pameran Bookfair, saya tertahan di warung Sunset Policy. Kebetulan saya belum urus NPWP, tanpa berpikir lama pun saya mengisi form NPWP dan mengantri di tempat pembagian nomor registrasi. Setelah memberikan form yang sudah saya isi beserta fotocopy KTP, saya mendapat nomor urut 371, yang nanti akan digunakan sebagai nomor untuk mengambil kartu NPWP nya langsung di kantor Pajak, Gatot Subroto, pada hari Rabu (19 Nov 2008).

Satu urusan lagi terselesaikan, benar-benar cuti yang tidak sia-sia, kerjaan oke, urusan kartu ATM beres, dan bonus mengurus NPWP.

Saya masuk ke dalam area pameran dengan diawali pemeriksaan tas oleh security. Booth-booth pameran terlihat berjejer rapi, poster dan brosur menghiasi booth memberikan penawaran banyak diskon yang pastinya membuat pengunjung termasuk saya tergiur. Jujur saya kalap melihat semua booth-booth buku yang menawarkan banyak diskon. Bayangkan saja, buku-buku import dijual dari harga Rp. 5.000 – Rp. 150.000 saja. Alhasil saya pun membeli dua buku import dengan harpa per bukunya hanya Rp. 5.000, sehingga saat di kasir saya hanya mengeluarkan uang besar, cukup Rp. 10.000 saja.

Banyak penerbit besar yang buka booth juga disana, salah satunya, Kompas Gramedia, Elex, Mizan, dll. Mereka pun juga memberikan harga-harga yang sangat menggiurkan. Saya berkeliling, satu demi satu booth saya masuki. Mencari buku yang saya cari dan pastinya mencari penawaran buku dengan harga yang murah. Di Pameran tidak hanya booth buku saja ya ada, tapi acara talkshow pun diselenggarakan disana. Saat saya berkeliling di dalam area pameran, talkshow mengenai bedah buku Tan Malaka sedang di selanggarakan. Pengunjung Talkshow ini lumayan banyak, sehingga saya sudah tidak mendapatkan tempat duduk untuk menonton talkshow. Saya pun meneruskan berjalan mengelilingi pameran.










Sesekali saya mengambil foto dengan menggunakan kamera handphone, mengabadikan suasana pameran. Mata saya lari sudah tak terkontrol, melihat buku-buku dan penawaran yang diberikan. Luar biasa, setiap booth bersaing dengan memberikan harga yang terbaik. Bagaimana tidak tergiur, di booth Kompas Gramedia memberikan harga yang luar biasa, buku-buku bagus dijual dengan harga mulai Rp. 10.000. Buku karyanya Remy Sylado, Biografi Om Pram (Pramoedya Ananta Toer), karya Agus Noor, dll. Sampai penawaran menariknya adalah harga paket super murah untuk buku-bukunya Om Pramoedya, yang di jual seharga Rp. 250.000, dan karya Mba Ayu Utami, antara lain; Saman, Larung, dan Bilangan Fu, dijual dengan harga Rp. 95.000. Kalap…kalap…. Benar-benar kalap.

















Sudah tak bisa menahan diri lagi kalau ada tawaran harga buku murah, rela deh, uang jatah untuk jajan seminggu dipakai untuk membeli buku saja. Tidak sering ada acara seperti ini, jadi ya kalau saat ada pun langsung dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Adanya event ini membantu saya untuk menambah koleksi buku yang saya punya, yang nantinya akan mengisi rumah baca yang saya idam-idamkan.

Setelah saya puas berkeliling pun, saya memutuskan untuk pulang. Lagi-lagi tidak langsung pulang. Keluar dari pameran buku, saya menuju Plaza Semanggi untuk makan malam, sekaligus bertemu dengan seorang sahabat untuk mengantar Flashdisk. Hujan rintik-rintik menemani saya makan di restoran ayam bakar di Plaza Semanggi, sambil menunggu sahabat yang belum datang juga. Makan sambil browsing dan chatting, tempat makan yang sangat nyaman, harganya murah, enak, dan yang pasti ada fasilitas hotspot-nya yang membuat saya betah.

Tak lama kemudian sahabat saya pun datang. Seperti biasa, dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saat dia melihat tas belanjaan berisi buku-buku yang saya beli di pameran tadi.

“Borong berapa banyak, Ka?” tanyanya dengan senyuman yang sedikit meledek.

Urusan diantara kami pun terselesaikan, dan makan malam bersama berjalan sesuai dengan rencana.

Nah, yang ini, nih, yang diluar rencana sebelumnya. Saat saya sedang makan, saya menyambi sambil chat dengan seorang teman, kita ngobrol tentang pameran buku dan komputer, yang ternyata teman saya satu ini ada rencana untuk datang ke pameran malam hari itu juga bersama pacarnya. Dan dia ajak saya untuk datang ke pameran lagi.
Hah? Kesana lagi? Ga nolak deh, he he he….

Setelah makan malam selesai, saya pun dijemput di Plaza Semanggi, menuju JCC lagi. Sepertinya memang belum puas, sampai-sampai diajak lagi pun saya tidak menolak. Pas kebetulan juga ada satu hal yang belum kesampaian didapat. Awal berkunjung tadi, saya ragu untuk membeli beberapa buku. Tapi memang sudah jodohnya dengan buku itu, akhirnya balik lagi ke pameran, dan buku yang tadi ragu dibeli akhirnya jadi dibeli. Kalap…makin kalap, padahal Cuma masuk ke satu booth saja, ke Kompas Gramedia, 5 buku pun langsung dibeli. Total buku yang akhirnya dibeli dan dibawa pulang ada 11 buku.

1. Menerbitkan Buku Itu Gampang!, Jonru, Tiga Serangkai
2. Surat Terbuka Untuk Bangsa Kristen, Sam Harris, Alvabet
3. The Journey, Osaragi, Tuttle Publishing (buku import)
4. Romaji Diary ang Sad Toys, Tokuboku Ishikawa, Tuttle publishing (buku import)
5. Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali, Koesalah Soebagyo Toer, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
6. Potongan Cerita di Kartu Pos, Agus Noor, Kompas (Penerbit Buku Kompas)
7. Bilangan Fu, Ayu Utami, KPG
8. Larung , Ayu Utami, KPG
9. Menyentuh Yang Niskala, Joe Simpson, KPG
10.Cerita Cerita Timur, Marguerite Yourcenar, KPG
11. Puisi Mblengin, Remy Sylado, KPG











IndoComtech & Games

Seusai masuk pameran buku yang kedua kalinya, saya tidak langsung pulang. Saya, teman saya dan pacarnya, lanjut ke pameran IndoComtech yang tempatnya persis di samping pameran buku. Masuk ke pameran komputer berbeda dengan saat tadi masuk ke pameran buku. Harus beli tiket dulu seharga Rp.5.000, maka kita bebas berkeliling di area IndoComtech.

Tidak sesemangat saat memasuki ke pameran buku, keinginan untuk membeli itu ini tidak sebesar saat masuk ke pameran buku, karena memang juga isi dompet sudah menipis, No Budget untuk beli Gadget.

Menemani teman dan pacarnya saja, yang kebetulan sang pacar temanku ini ingin membeli laptop. Area pameran IndoComtech ini lebih besar dari pada pameran buku. Bermacam brand gadget berdiri memenuhi area dengan design booth yang menarik, modern dan hitech.










Sempat tergiur dengan tawaran-tawaran yang sangat menarik, khususnya aksesoris untuk laptop. Saya jadi ingin mempercantik si mungil Aspire One. Tapi bisa tertahan keinginan itu dengan alasan satunya adalah kondisi sudah “koma”.

Akhirnya hanya berkeliling saja, melihat-lihat, pegang-pegang, coba-coba barang-barang canggih yang menjadi display.

Ternyata laptop kecil sedang naik daun di pasaran. Asus yang pertama kali mengeluarkan produknya dengan bentuk laptop yang kecil dan ringan, yang biasa disebut Netbook, lalu disusul Acer dengan Aspire One nya ini menjadi primadona bagi pecinta gadget. Tak kalah, Lenovo pun mengeluarkan jenis produk yang sama seperti Asus dan Acer, dengan spec nya yang tidak jauh berbeda. Ben-Q dan Zyrex pun juga tak ketinggalan mengeluarkan jenis yang sama.


Untung saja sudah ada si mungil Aspire One, maka saya pun tidak kalap melihat penawaran-penawaran yang beraneka ragam dan bersaing yang diberikan oleh para perusahaan komputer ini. Jadi, masuk ke pameran ini sangat aman dan kerkendali.

Tidak lama berkeliling di pameran IndoComtech, saya, teman dan pacarnya pun bergegas pulang, karena waktu sudah masuk ke pukul 21.50 WIB. Kami bertiga keluar dari pameran komputer tanpa membawa buah tangan apa pun. Hanya brosur dan beberapa kartu nama yang sengaja disimpan oleh temanku dan pacarnya ini untuk menghubungi salesnya untuk memesan laptop yang akan dibelinya.

Seperti biasa, Jakarta,kalau hari Jum’at, habis hujan, pasti macet. Padahal sudah masuk malam hari, tepatnya pukul 22.00 WIB, tol dalam kota dan jalan biasa masih dipadati oleh kendaraan bermotor. Jadi ya sudah tidak aneh lagi kalau sampai rumah hampir tengah malam. Tapi itu semua terbayarkan dengan buku-buku yang sudah saya beli, tidak menyesal walau harus bermacet ria dan kelelahan. Cuti kerja yang tidak sia-sia.....



Ikan Hiu Makan Tomat, Thank You Very Much

Semua ini hanya ekspresi jiwa dan pikiran sendiri yang ingin bebas, dengan norma kesopanan yang masih dijunjung guna tidak menyakiti orang lain. Tidak dilarang berkomentar atau mengkritik, hanya di sini dilarang iri dan sirik. Jika sirik dan iri, silahkan bikin Blog saja.